Zodiak
Siapa yang tak mengenalnya, semua orang-orang modern pasti mengenal yang
namanya zodiac. Terutama bagi remaja yang masih labil sangat tahu betul apa
yang namanya zodiac itu. Bahkan dari semua halaman dari majalah yang sangat
menarik perhatian bagi para remaja labil adalah kolom zodiac. Sedikit cerita
pengalaman saya ketika masih kecil. Setiap minggu siang di salah satu stasiun
Tv swasta ada acara namanya palnet remaja dan tahu apa yang saya tunggu? Iya saya
hanya tertarik pada ramalan bintangnya aja. Entah setan labil mana yang telah
berhasil merasuki diri saya kala itu.
Sebenarnya apa sebenarnya zodiac itu? Sulit bagi saya yang masih awam
dengan ilmu astrologi atau ilmu yang berkaitan dengan tata surya atau
pergerakan bumi, bulan dan planet-planet lainnya dalam mengelilingi matahari. Dan
yang saya tahu adalah dalam zodiak itu ada bebereapa macam istilah yang
berdasarkan tanggal dan bulan seperti ada virgo, libra, cancer, capicorn, dan
lain-lain.
Zodiak disesuaikan dengan tanggal lahir kita, misalnya tanggal lahir
saya adalah 30 september berarti dalam kamus zodiak, zodiak saya adalah libra. Sepertinya
hal ini sudah banyak diketahu oleh kebanyakan orang. Ada yang tidak tahu? Tolong
dicek KTP nya, dia cetakan tahun berapa. Hehehe
Zodiak memang bukanlah ilmu yang mengandung kebenaran mutlak, karena
pada dasarnya sebuah ilmu harus dilakukan pembuktian kebenaran sebagai salah
satu syarat dari ilmu pengetahuan. Dan saya juga pernah denger bahwa zodiak
sebelumnya juga pernah dipake dalam ilmu psikologi dalam membaca kepribadian
seseorang, namun hal itu tidak mampu dibuktikan secara ilmiah dan ada beberapa factor
yang mempengaruhi kepribadian seseorang selain factor bawaan ada juga factor lingkungan.
Zodiak mungkin ada yang mempercayai, ada juga yang tidak. Ada sebuah
kajian bahwa mempercayai zodiak adalah dosa besar karena sama saja mempercayai
ramalab. Hal itu dikiaskan dengan hadis Nabi SAW yang kurang lebih berbunyi
barang siapa yang mempercayai dukun atau ramalan maka sholatnya 40 hari akan
gugur. *Hehehe gk bermaksud mau ceramah
ini.
Terlepas dari dosakah orang yang mempercayai zodiak atau tidak, bukan
itu yang membuat saya ingin menulis ini. Akan tetapi saya hanya ingin mencoba
membuka mata saya dalam melihat situasi ini *halah. Mungkin dari beberapa yang
(sempat) membaca tulisan ini adalah orang jawa asli. Dan taukah anda bahwa
dalam budaya jawa ada yang namanya weton. Iya weton adalah tanggal lahir dalam
kalender jawa. Jika dalam kalender masehi ulang tahun hanya satu tahun sekali,
lain halnya denga weton. Dalam weton ulang tahun itu diperingati setiap selapan
dino (35 hari). Ow iya dalam kalender jawa hari itu ada yang namanya pasaran,
pasaran ada lima yaitu legi, pon wage, kliwon pahing. Dalam keseharian orang
jawa menkombinasikan kalender jawa dengan kalender masehi. Misalnya ada Rebo
pahing dan seterusnya. Dan weton itu selama 35 hari sekali pasti ketemu,
misalnya weton saya minggu pahing, nah minggu pahing itu akan terjadi lagi
setelah 35 hari atau selapan dino. Bingung? Saya juga bingung mau jelasinnya L.
Memperingati weton, ada bermacam-macam kegiatan yang dilakukan, semisal
ada yang menggelar bancakan (bagi-bagi nasi sama lauk sayur gudang ke tetangga),
ada yang puasa ada yang melakukan ritual lainnya.
Nah yang menjadi soal adalah, orang jawa tidak mengenal yang namanya
zodiak, silakan coba tanyakan masalah zodiak kepada Mbah yang udah sepuh apakah
mereka tahu apa yang namanya zodiak? Atau Anda langsung bertanya, “Mbah
zodiaknya apa? Atau Mbah bintangnya apa? Saya yakin Mbah Anda malah balik
nanya, Zodiak niku nopo? Atau Bintang opo maksude? Kemudian silakan Anda Tanya,
“weton Simbah nopo?” saya yakin Mbah Anda pasti bisa jawab.
Zodiak adalah hasil dari budaya barat, namun bisa popular hingga ke
orang-orang modern yang ada di Indonesia, namun dilain pihak bangsa Indonesia
khususnya Jawa, juga menghasilkan budaya sendiri mengenai hal ini yaitu weton. Weton
layaknya zodiak juga mampu membaca karakter orang, misalnya weton A biasanya
orangnya galak, weton B biasaynya pelit. Pernah suatu hari Mbah saya bilang, si
A itu orangnya galak lumrah soalnya wetonnya bla bla bla.
Budaya jawa menurut saya keren,
pemikiranya tidak kalah dengan bangsa-bangsa barat yang katanya secara ilmu
pengetahuan mereka lebih maju dari pada di Indonesia. Namun saya baru sadar
bahwa kebudayaan jawa itu sangat maju, meski orang jawa masih menjunjung tinggi
adat dan terkesan tradisional serta jauh dari kata modern namun ada satu hal
yang perlu diketahui, bahwa kebudayaan sudah mampu menciptakan sebuah pandangan
mengenai gambaran kepribadian manusia atau orang jawa menyebutnya dengan
istilah watak. Orang jawa zaman dahulu belum mengenal dengan psikologi manusia,
namun bisa membuat sutau pandangan mengenai kepribadian manusia yang
berdasarkan weton.
Akhir tulisan ini, banyak yang menganggap bahwa orang yang masih
menjunjung budaya jawa dianggap senagai orang yang kolot, kurang modern,
terlalu klenik dan sebagainya, padahal mereka hanya melihat apa yang nampak sekarang
tanpa berusaha membuka sedikit pikirannya mengenai budaya jawa. Orang jawa yang
tak pernah kuliah jurusan psikologi, namun mampu memberi gambaran kepribadian
manusia berdasarkan weton.