Minggu ini saya putuskan untuk pulang ke
rumah lebih awal, karena tidak tahu kenapa saya mendapat pesan singkat dari
orang rumah untuk segera pulang. Dalam pesan singkat itu hanya dituliskan bahwa
di rumah lagi banyak pekerjaan, dan sebagai anak yang berbakti tentunya saya segera
pulang. Saya segera mempersiapkan apa saja yang akan dibawa pulang, termasuk
buku bacaan yang belum sempat aku selesaikan.
Selama perjalanan saya begitu santai dan
tidak tergesa-gesa atau ngebut untuk segera sampai rumah, saya lebih menikmati
perjalanan sembari melihat lalu-lalang kendaraan. Jalanan lumayan ramai, hal
itu disebabkan jam sudah menunjukan jam pulang kantor. Dari sekian banyak kendaraan
yang berseliweran di jalan, saya hanya tertarik pada satu hal, yaitu penggunaan
helm. Ada beberapa yang masih berkendara lengkap dengan jaket serta helm,
bahkan tidak lupa menggunakan sarung tangan, menandakan bahwa mereka sedang perjalanan
jauh. Ada juga yang hanya menggunakan kaos oblong serta dengan celana pendek
dan lebih parahnya lagi mereka tidak menggunakan helm saat berkendara. Kebanyakan
yang tidak menggunakan helm adalah mereka yanhg masih tergolong usia remaja,
atau bisa dibilang ABG labil. Saya tidak tahu mengapa mereka enggan menggunakan
helm, mungkin jam sesore itu dalam pikirannya jalanan sudah sepi dari
pengawasan polisi, ataukah menggunakan helm baginya hanya membuat rusak tatanan
rambut, atau helm menjadi sesuatu yang berat jika digunakan saat berkendara. saya
tidak tahu pastinya. Yang jelas pemandangan remaja-remaja, baik cowok maupun
cewek, mereka sungkan atau tidak mau membawa helm.
Pemandangan yang ironi malah terlihat
ketika saya mengunjungi sebuah mini market sebut saja Indomaret dan alfamaret
(Bukan nama sebenarnya J), ada
seseorang yang berkeliling untuk belanja malah menggunakan helmnya, dia lupa
melepas helm kah? Saya rasa tidak, atau dia memakai helm buat safety ketika ia
terjatuh karena terpleset lantai dan kepalanya membentur rak pada minimarket
tersebut, sehingga tidak akan mengalami cidera serius di otak? Mungkin bisa
saja, tapi saya tidak akan mempercayai alasan itu. Karena saya tahu persis
bahwa helm yang mereka gunakan adalah helm mahal, sehingga tetap dipakai karena
ia takut kehilangan, karena sudah beberapa tahun yang lalu pencurian helm
sedang marak-maraknya, bahkan teman saya sendiri pernah mengalami kehilangan
helm saat parkir di depan minimarket.
Saya juga pernah datang langsung ke suatu
konser music, dan ada juga beberapa orang yang menggunakan helm di tengah
lapangan. Entahlah apa motifnya, apakah sama dengan mereka yang memakai helm
ketika berada di dalam mini market atau sebagai antisipasi bahkan persiapan
adanya tawuran ketika sedang menonton konser.
Memang pemadangan yang aneh, helm yang
seharusnya dipakai ketika berkendara, malah ada saja orang yang enggan untuk
memakai helm. Banyak alasan mengapa mereka enggan untuk memakai helm, biasanya
karena hanya perjalanan jarak dekat, di jalanan lagi sepi polisi, helm bisa
menyebabkan ketombe dan merusak tatanan rambut dan alasan-alasan lainnya. Namun
ada juga yang sangat antusias dengan keselamtannya hingga masuk ke dalam mini
market masih menggunakan helm, menghadiri konser music juga menggunakan helm.
Saya tidak akan mengomentari mereka yang
menggunakan helm saat belanja di minimarket serta saat nonton konser music,
namun lebih ke fungsi dari helm. Helm adalah salah satu syarat dalam keselamatan
berkendara (berkendara motor lho ya, bukan mobil). Sehingga hal itu sudah
sepatutnya para pengendara motor menyadari hal tersebut. Namun kebanyakan dari
orang memakai helm hanya karena takut ditilang polisi dan harus membayar denda
yang kira-kira sebesar Rp 50.000. Tidak memakai helm saat berkendara adalah
salah satu bentuk pelanggaran dalam berlalu lintas, itu artinya ada
undang-undang lalu lintas yang menyantumkan peraturan penggunakan helm pada
saat berkendara, bahkan harus ada tanda SNI nya. Kemudian yang menjadi
pertanyaan adalah helm itu untuk keselamatan siapa? kenapa Negara membuat
aturan tentang penggunaan helm? Apa untungnya bagi Negara dengan membuat aturan
tersebut?
Dan inilah mengapa saya menulis ini, helm
yang sejatinya untuk keselamtan pengguna atau pengendara seharusnya sudah
menjadi kesadaran bagi masing-masing individu saat berkendara. Mengapa harus
dibuat aturan? Ini menurut saya adalah hal yang lucu, suatu prosedur untuk
keselamtan diri sendiri tapi dibuat aturan atau UU Lalu lintas. Kemudian jika
ada yang melanggar malah ditilang dan didenda, pertanyaannya adalah siapa yang
bakal dirugikan ketika aturan itu dilanggar? Apakah Negara? Tentu Negara ini
tidak akan merasa kehilangan jika ada seorang atau beberapa orang yang
meninggal dunia karena gagar otak akibat kecelakaan saat berkendara karena
tidak memakai helm. Ini menurut saya adalah bentuk kasih sayang Negara kepada
kepala rakyatnya hingga pemakaian helm menjadi sebuah aturan, serta bagi yang
melanggar akan ditilang dan dikenai denda.
Dan ketahuilah dari dampak aturan
tersebut, keselamatan seakan menjadi nomor sekian, yang terpenting adalah lolos
dari pengawasan polisi. Aturan itu sekarang bukan membuat seseorang sadar akan
keselamatan pengendara akan tetapi malah membuat mindset bahwa memakai helm
saat berkendara itu semata-mata karena tidak ingin ditilang polisi serta di
denda Rp 50.000. Apakah nilai kepala mereka hanya dihargai Rp 50.000 saja?
Tentu tidak bukan? Lantas kenapa mereka lebih takut pada polisi dari pada
keselamatan diri mereka.
Saya akui dulu saya juga memiliki pemikiran
seperti itu, terkadang orangtua selalu menyarankan untuk memakai helm, namun
jawab saya “hanya mau ke tempat yang
deket dan dijalanan itu jarang ada polisi”. Namun sekarang saya sadar bahwa
keselamatan adalah nomor satu, terlebih saya sudah sekitar 2 atau 3 kali (lupa)
mengalami kecelakaan tunggal. Dan setelah kecelakaan itu saya lebih menyadari
bahwa keselamatan adalah hal yang penting disamping tidak mengganggu
keselamatan orang lain saat berkendara, dengan kata lain ngebut, maklum motor
uda tua dan sudah tidak bisa diajak buru-buru. Dan tulisan yang mendatang saya
akan menuliskan tentang motor saya, hehe (Insha Allah).
Kembali ke permasalahan, Negara ini yang
sangat mencintai rakyatnya, bahkan keselamatan yang harus menjadi kesadaran
pribadi pun dibuat menjadi sebuah aturan, aturan penggunaan helm adalah salah
satu contoh yang sering kita jumpai, itulah tanda bahwa negera ini sangat
mencintai kepala rakyatnya. Model orang Indonesia yang selalu menganggap aturan
dibuat untuk dilanggar, itu adalah ucapan yang konyol, karena aturan penggunaan
helm jelas-jelas untuk keselamatan dirinya sendiri. Mungkin juga ini dikarena
tipe orang Indonesia yang keras kepala hingga dikira kepala akan tahan banting
ketika berbenturan dengan beton serta aspal jalanan. Memang pada dasarnya
setiap orang ingin selamat dalam berkendara, karena mati itu urusan Allah,
sekarang lihat saja, kecelakaan yang terjadi pada mereka yang menggunakan
safety lengkap saja bisa mengalami luka parah bahkan kematian terus bagaimana
dengan mereka yang tidak menggunakan safety lengkap seperti helm? bisa selamat
namun ada cidera serius di otak akan bisa apa? Otak adalah pusat koordinasi
semua system syaraf. Segala fungsi tubuh diatur di dalam otak, dan otak
letaknya dimana? Di dengkul? Di kepala kan? Makanya ada helm yang sudah teruji
bisa mengurangi resiko cidera serius di kepala.
Negara yang lucu yang dimainkan oleh
orang-orang yang lucu pula, namun semua bisa jadi duit, termasuk mengingatkan
keselamatan orang bisa juga jadi duit, misalnya Orang yang kena tilang polisi karena tidak
memakai helm, seharusnya diberi penjelasan pentingnya menggunakan helm bukan
malah diajak damai dengan meminta uang Rp 50.000. sadar atau tidak sadar hal
itulah yang membuat mindset mereka menjadi memakai helm cuma ingin lolos dari
tilang polisi dan tidak kehilangan uang damai Rp 50.000.
Helm untuk keselamatan diri kita pribadi,
bukan untuk lolos dari tilang, bukan pula takut kehilangan uang Rp 50.000.
sayangi kepala Anda, karena Negara sudah menunjukan kasih sayang kepada kepala
Anda.
Sekian, dan pastikan bunyi "klik" pada saat menggunakan helm, tulisan ini bukanlah iklan layanan masyarakat :-)