Tahun Politik
Tahun 2014 adalah tahun politik,
apalagi bulan-bulan ini, sekitar satu bulan lagi pesta demokrasi akan di gelar.
Menjelang pesta demokrasi banyak hal yang dilakukan oleh partai peserta pemilu
untuk menyambut pesta politik akbar tersebut. Iya, partai-partai peserta pemilu
beramai-ramai berkampanye dengan memasang banyak atribut sebagai alat peraga kampanye.
Coba kalian lihat situasi saat ini.
Di jalan-jalan, di pohon-pohon, serta ada yang berani dengan modal besar untuk memasang iklan di
telivisi hanya sekedar memperkenalkan parta dan program-programnya. Pemandangan
saat ini membuat mata menjadi malas memandang atribut-atribut partai yang
terpasang di jalan-jalan, dan tidak jarang malah merusak lingkungan dengan
memaku pohon untuk memasang bendera partai beserta wajah-wajah caleg.
Pemandangan untuk menyambut pesta demokrasi seakan hanya menjadi sampah-sampah
visual tanpa ada unsur keindahan di dalamnya.
Saya tidak bermaksud untuk
mengomentari model kampanye yang bisa di bilang masih konvensional. Tapi coba
kalian perhatikan baik-baik iklan-iklan yang dilakukan partai peserta pemilu
dan para caleg yang diusungnya, baik di bendera, baliho, pamflet serta stiker.
Ada yang berbeda dengan penyambutan pesta demokrasi tahun ini dibanding lima
tahun yang lalu, yaitu tahun 2009. Tahun 2009 tagline anti korupsi menjadi
sangat populer, sebut saja partai pemenang, dengan tagline "katakan tidak
pada korupsi" berhasil memenangkan pemilu legislatif dengan meraih sekitar
145 kursi dan Capres yang diusungnya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono atau yang
lebih akrab dipanggil SBY berhasil menang dalam pemilihan langsung presiden
hanya dengan satu kali putaran. Kemudian coba amati atribut peraga
kampanye sekarang, adakah yang mamasang tagline anti korupsi? Sepanjang
pengamatan saya, belum ada yang berani memasang tagline anti korupsi. Entah
karena takut hal itu akan menjadi boomerang bagi partai mereka sendiri seperti
halnya partai pemenang tahun 2009 lalu yang menggunakan tagline "katakan
tidak pada korupsi" namun banyak kadernya yang terseret kasus korupsi.
Atau karena sudah menjadi rahasia umum bahwa anggota dewan yang terhormat adalah
pekerjaan yang rawan korupsi. Entahlah saya tidak mau terlalu jauh menilai
kinerja anggota dewan serta kasus-kasus korupsi yang banyak dilakukan oleh
anggota dewan.
Partai peserta pemilu sekarang lebih
ingin menunjukan kinerja partainya tinimbang memasang janji atau tagline anti
korupsi. Misalnya ada partai yang menunjukan bahwa partainya akan kerja nyata,
kemudian tagline jujur bersih dan peduli, Indonesia
hebat, serta progam-program yang dianggap
prorakyat.
Ada apakah gerangan para partai
politik sekarang ini yang bisa dibilang sudah tidak berani menggunakan tagline
anti korupsi? Ataukah hanya pandangan saya yang sangat terbatas, sehingga saya tidak melihat partai
atau caleg tertentu yang masih berani menggunakan tagline anti korupsi? Atau
rakyat yang sudah mulai tidak percaya dengan partai meski sudah berjanji tidak
korupsi? Atau sudah menjadi pandangan masyarakat bahwa anggota dewan identik
dengan korupsi? Entahlah, tapi yang saya lihat adalah wajah Indonesia akan
berubah jika dipegang oleh tangan-tangan orang yang cerdas serta bermoral. Dan
dilihat dari beberapa media tentang figur-figur pemimpin yang digadang-gadang
akan maju pilpres 2014, saya yakin bahwa Indonesia akan bisa bangkit dan bisa
menjadi lebih baik. Semoga!
Terima kasih
*Tulisan ini sebenarnya adalah notes
di akun facebook saya yang berjudul “Pesta Demokrasi” namun catatan-catatan di
facebook sengaja tidak saya publikasikan secara umum, karena saya privat dan
pada kesempatan ini saya mempublikasikan via blog ini. Catatan dalam facebook
berbeda dengan catatan dalam blog, karena secara penulisan catatan di facebook
lebih spontan serta catatan tersebut saya tulis bukan melalui PC namun via
aplikasi notes di handphone saya.