“Sopo nandur bakal
ngunduh”, Siapa yang menanam pasti akan menuai,
kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama. Barang siapa berbuat baik
kepada orang lain, maka niscaya orang lain akan berbuat baik kepada kita.
Begitu juga sebaliknya, barang siapa berbuat jahat kepada orang lain, maka bisa
dipastikan bahwa orang lain suatu saat juga akan berbuat jahat kepada kita.
Tak perlulah menaruh dendam kepada orang yang telah menyakiti kita, tak
perlulah selalu memupuk rasa kebencian kepada orang yang selalu memusuhi kita,
tak perlulah kita membuang-buang energi hanya untuk orang-orang seperti itu.
Bersabar dan membalas semua yang telah dilakukan dengan kebaikan adalah
perbuatan yang jauh lebih mulia dari pada membalas hal yang sama kepada
orang-orang yang terus menyakiti dan memusuhi kita.
Percaya bahwa Tuhan Maha Adil, bukan berarti kita juga percaya bahwa
Tuhan akan membalaskan segala sakit hati yang dilakukan oleh orang-orang yang
memusuhi kita. Jika kita berharap bahwa Tuhan akan membalaskan segala sakit
hati kita kepada orang yang memusuhi kita, lantas apa bedanya kita dengan
mereka yang memusuhi kita?
Nabi Saw adalah guru bagi kita semua, kita harus belajar bagimana beliau
melakukan orang-orang yang secara terang-terangan membenci beliau. Ketika orang
yang membenci beliau sakit, beliau malah menjenguknya. Sungguh akhlak yang
mulia. Jangan lah berucap “bahwa saya bukan Nabi” tapi satu yamg perlu diingat
Nabi pun juga manusia sepeti kalian, itulah alasan kenapa tuhan mengutus nabi
dari golongan manusia, tentu dengan harapan bahwa perilaku Nabi dapat dijadikan
suri tauladan bagi kita semua, umat manusia terlebih lagi bagi umat islam.