Hari ini, sabtu 28 juni 2014 bertepatan dengan tanggal 1 ramadhan. Seperti
halnya tahun-tahun sebelumnya kali ini masih terjadi perbedaan dalam penentuan
tanggal 1 ramadhan antara pemerintah melalui majelis ulama Indonesia dengan
salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. Saya tidak ingin berkomentar
dalam hal ini. Saya menganggap bahwa masing-masing ormas punya dasar yang
sama-sama kuat dalam menentukan awal ramdhan, baik itu dengan metode hisab
maupun dengan rukyatul hilal. Jalan satu-satunya adalah kembalikan lagi kepada
Allah dengan melakukan puasa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan
biarkanlah Allah yang menilai. Namun demikian saya melihat semakin ke sini umat
muslim Indonesia semakin bisa menghormati perbedaan terutama dalam hal
perbedaan pad awal puasa maupun awal lebaran.
Saya sendiri memutuskan untuk melakukan puasa hari ini. Sebelumnya saya
juga terus memantau sidang isbat, bukan karena saya berpuasa menunggu hasil
sidang isbat namun saya hanya sedikit berharap bahwa puasa tahun ini akan
serentak. Kenyataannya hingga habis sholat isya, sidang isbat memutuskan tnggal
1 ramadhan jatuh pada hari minggu 29 juni 2014. Hasil sidang isbat tidak
berpengaruh pada pendirianku untuk melaksanakan puasa lebih awal.
Malam harinya, seharusnya saya terawih di masjid namun karena suatu hal
membuat saya meninggalkan sholat isya berjamaah dan tidak ikut sholat terawih
berjamaah. Saya baru sholat terawih setelah sampai kos sekitar jam 11 kemudian cuci muka sekaligus wudhu
untuk sholat isya kemudian dilanjutkan dengan sholat terawih dan di tutup
dengan sholat witir. Sholat terawih dan witir di rumah mungkin sudah menjadi
kebisaan dari dulu, karena terkadang saya hanya berjamaah sholat isya dan
meninggalkan masjid ketika yang lain mengerjakan sholat terawih secara
berjamaah. Namun tidak jarang juga saya juga malah lebh memilih sholat sendiri
di kos atau di rumah, untuk yang ini tolong jangan ditiru. Sholat terawih meski
tergolong sunah sholat berjamaah mungkin akan jauh lebih baik. Dan jangan pula
berpikiran bahwa saya tidak sholat terawih karena sering cabut setelah sholat
isya berjamaah, karena tepat sebelum sahur setelah saya selesai membeli makanan
sahur biasanya saya sholat terawih dan ditutup dengan sholat witir sehingga
sesuai sunah Nabi yaitu mengakhiri waktu sahur saya makan sahur 20-30 menit
sebelum imsyak.
Sebelum tidur saya masih menyimpan keraguan, apakah pas sahur ada menjual
makanan sahur atau tidak, mengingat kebanyakan warga solo kebanyakan
melaksanakan awal puasa sesuai dengan keputusan bersama melalui sidang isbat. Selain
itu keraguan apakah saya bisa bangun jam 3 pagi untuk membeli makanan sahur
juga terbesit dalam hati kecil saya. Namun sebelum tidur setelah saya mengeset
alarm dalam handphone, dan mengirim BBM kepada teman yang kebetulan juga
berpuasa keesok harinya agar menelpon tepat jam 3 pagi jika alarm tidak
memiliki efek untuk membangunkan saya. Saya juga yakin bahwa saya akan bisa bangun pagi karena
semua itu saya lakukan karena semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
Tepat sebelum jam 3 pagi saya terbangun dan masih dalam keadaan
mengantuk, namun rasa kantuk itu begitu cepat hilang, dengan segera saya tancap
gas untuk mencari makanan sahur. Awalnya masih ragu apakah warung tempat biasa membeli
makanan pada saat puasa tahun lalu apakah buka atau tidak. Alhamdulillah pas
nyampe disana warungnya buka, warung masih sepi dan nampak penjualnya sudah
mulai bosan menunggu pembeli, mungkin banyak masyarakat sekitar yang berpuasa
bukan pada hari ini, tapi hari minggu sesuai dengan keputusan bersama melalui
sidang isbat.
Selesai sudah santap sahur dan saya mulai menulis catatan ini sambil
menunggu waktu subuh dan sholat fajar yaitu sholat dua rekaat sebelum shubuh yang
pahalanya lebih dari dunia dan seisinya. Ramdhan tahun ini bisa dikatakan saya
tidak ada persiapan khusus dalam menyambut bulan ramadhan, namun agenda yang
muncul malah membuat catatan setiap hari selama ramadhan adalah hal yang
terbesit dalam pikiran saya saat ini. Tentang agenda lain, tentu hal-hal yang
bersifat ibadah, karena selama satu bulan berpuasa adalah sebuah fase latihan
dalam hal mengendalikan diri, baik dalam hal penglihatan, lesan, pendengaran,
serta nafsu perut, sehingga tujuan dari berpuasa dapat tercapai, yaitu
menjadikan manusia bertaqwa. Dengan kata lain sebulan berpuasa kedepan ini akan
berpengaruh terhadap perjalanan hidup selama 11 kedepan sebelum bertemu dengan
ramadhan lagi tahun depan.
Beruntung bagi diriku dapat bertemu dengan bulan ramadhan, dengan
menjadikan bahwa hari ramadhan ini adalah hari ramdhan terakhir bagi kita akan
menjadikan kita semua kan lebih memanfaatkan bulan ramadhan dengan beribadah
secara maksimal. Karena tidak ada yang bisa menjamin apakah kita semua masih
dipertemukan dalam ramadhan tahun depan.
Sebagai akhir catatan, Marhaban Ya Ramadhan, selamat datang bulan
ramadhan, mohon maaf atas segala khilaf, tidak perlu saling berdebat tentang perbedaan
dalam mengawali puasa. Mengawali puasa sesuai dengan keyakinan masing-masing
dan saling mengharagi satau sama lain.
Terima kasih J
Solo, 1 Ramadhan 1435H