Malam ini sama halnya dengan
malam yang sudah-sudah. Hal yang sama yang terus berulang pada hari yang
berbeda. Aku sendiri bingung dengan keadaan ini, tapi aku sangat menikmati.
Suasana yang sepi membuat apa yang selalu bersembunyi di balik sikap diamku, harus
aku ungkapkan entah itu dengan puisi atau tulisan dalam blog pribadiku.
Dalam sepi aku menyendiri,
menikmati malam yang sunyi. Merasakan betapa dekatnya diriku dengan alam
ciptaanNya. Dalam sepi ini aku bisa merasakan betapa hembusan angin malam mampu
bercerita dengan dinginnya udara malam ini. Pohon-pohon yang nampak terdiam terkadang
berbisik dengan suara angin.
Dalam malam yang sepi, ketika tak
ada satu pun manusia yang menemaniku terjaga. Di saat-saat seperti itulah aku
belajar memahami diriku. Aku mengenal diriku ketika hembusan nafasku terdengar
begitu jelas oleh kedua telingaku. Aku mulai mengenali diriku ketika detak
jantung ini begitu jelas aku rasakan. Dalam kesepian itu juga aku mencoba
merasakan aliran darahku yang terus mengalir dari jantung hingga ke seluruh
tubuhku, namun aku tak mampu merasakannya. Padahal hal itu terjadi dalam tubuh
ini, tubuhku sendiri.
Dalam heningnya malam aku
berpikir bagaimana segala yang terjadi dalam tubuh ini berjalan dengan
sendirinya. Aku masih bisa menggerakan tangan, kaki dan pergerakan sendi lainya
atas dasar kehendakku, namun aku tak kuasa dengan segala aktifitas dalam tubuh
ini. Aku tak kuasa atas aliran darah dalam tubuh ini. Aku tak kuasa atas
jantung ini, dan aku tak kuasa segala proses biologis dalam tubuh ini.
Dalam malam sepi ini, aku semakin
memahami, bahwa aku tak kuasa atas tubuh ini. Tubuh ini bukanlah miliku, ada
sesuatu diluar kemampuan manusia itu sendiri yang berkuasa atas tubuh ini.