![]() |
Sumber gambar dari google |
Ada kebahagian dibalik senyum manisnya, Dan aku masih enggan beranjak
dibalik persembunyianku untuk mendekatinya. Pernah aku mencoba mendekatinya,
namun aku tak kuasa menahan gejolak dalam diriku. Perasaan yang aneh tiba-tiba
muncul dalam diriku. Aku tak tahu kenapa aku menjadi seperti itu, perasaan yang
tak menentu, antara malu, senang, dan ragu bercampur menjadi satu dalam waktu
yang bersamaan. Jantung ini juga turut berdebar lebih kencang, mulut ini seakan terkunci meski hanya sekedar mengeja kata demi kata.
Apakah ini yang dinamakan cinta? Apakah ini hanya sebatas kekagumanku
atas paras cantik yang terbalut dalam kerudung merahnya? Aku sendiri ragu akan
hal ini. Aku merasa bahwa senyumnya lah yang mampu membuatku merasakan betapa
aku merasakan seolah waktu berhenti sepersekian detik. Dada ini terus
berdebar-debar ketika ia sesekali melihatku. Aku takut ia mengetahui bahwa ada
orang yang diam-diam memperhatikannya.
Aku sadar bahwa tak selamanya aku akan seperti ini, hanya melihatnya
dari jauh, jauh dibalik persembunyianku. Bahkan perasaan ini semakin lama
semakin tak terbendung. Ternyata cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipendam,
semakin cinta dipendam malah semakin membuat dada ini terasa sesak.
Iya, aku sedang dilanda asmara dengan gadis berkerudung merah itu, aku
merasakan betapa perasaan cinta ini mampu membuat diriku salah tingkah. Bertemu
dengannya adalah hal yang membuatku merasa serba salah, mulut ini seolah
terkunci dan tak tau harus berkata apa. Inikah yang namanya cinta? Ternyata
cinta mampu membuat akal ini sedikit mengalah, akal sehat pun seakan tak kuasa
merasionalkan tentang apa yang sedang aku rasakan saat ini.
Apa kabarnya kini gadis berkerudung merah itu, sudah lama aku tak
melihatnya lagi. Aku masih enggan untuk mendekati dan mengenalnya lebih jauh.
Aku hanya bisa mengamati dari jauh, meski hanya dibalik laptopku dan melihat
aktifitasnya di dunia maya, yaitu melalui akun jejaring sosialnya. Tapi sayang,
dunia maya, sepertinya bukanlah hal yang menarik baginya, mungkin dunia nyata
yang penuh ketidakpastian ini sudah banyak menguras waktunya.
Aku sebenarnya juga ragu, dia yang sangat sholehah, terlihat dari sikap,
tutur kata dan caranya berpakaian. Meski ia berpenampilan sederhana, namun mampu
memancarkan aura dalam dirinya. Entahlah apakah diriku yang hina ini pantas
untuk bersanding dengannya. Yang ada
dalam pikirku selama hal ini akan terus membawaku menuju kebaikan aku akan
terus tetap berjalan.
Gadis berkerudung merah, meski kini aku telah mengenalmu, namun apa daya
diriku ini. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan terhadapmu, kecuali hanya
sebatas doa yang selalu aku ucapkan agar Allah senantiasa memberikan perlindungan
terhadapmu. Hanya dengan berdoa lah segala rindu ini aku coba obati.
Kini aku rasa, ia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi, Selanjutnya
terserah padanya, aku hanya berjalan sesuai dengan apa kata hatiku. Pertemuan
dengannya juga seperti membawa kebaikan padaku, maka aku akan terus berjalan
sesuai dengan kata hati ini, meski aku tak tahu apa yang akan terjadi di
kemudian hari. Semua sudah ada yang mengatur, dengan atau tanpa dirimu, bukan
lah penentu bahagia dan deritanya hidupku. Aku lebih memilih menjalani apa kata
hati ini, karena aku yakin, bahwa hati ini akan selalu membawaku menuju kepada
kebaikan.