![]() |
Sumber gambar : mulfasli.deviart.com |
Gadis
berkerudung Merah.
Sudah lama
aku tak mendengar kabarnya, ingin rasanya aku bertemu meski hanya sekedar
melihatnya dari jauh, dan aku rasa itu sudah cukup bagiku. Tak perlu aku
bertemu dan mengajaknya bersenda gurau, untuk membicarakan hal-hal yang tidak
ada ujungnya, karena itu hanya sebatas alasan untuk menahannya agar tetap bisa
bersama. Karena aku tahu, hal itu hanya
akan membuatnya merasa tidak nyaman. Munafik! Mungkin hal itu yang ada di
kepala kalian. Harus aku akui sebenarnya aku juga sangat menanti momen itu,
momen dimana kami duduk berdua dan berbicara empat mata. Tapi, bukan hal-hal
yang tidak ada ujungnya yang ingin aku bicarakan, aku hanya akan membicarakan
hal-hal yang mengarah pada suatu titik di depan kami. Masa depan! Iya, masa
depan yang harus aku bicarakan kepadanya, bukan hanya untuk dibicarakan, tapi
diperjuangkan lebih tepatnya. Aku ingin duduk berdua dengannya dan aku meminta
ijin kepadanya untuk segera bertemu dengan orangtuanya. Tapi! Aku tidak yakin
dengan hal itu.
Aku tidak
yakin apa yang ia rasakan apakah sama dengan apa yang aku rasakan. Rasanya aku
sendiri yang merasakan hal ini, sedangkan ia? Rasanya tidak ada tanda-tanda
yang aku baca bahwa ia juga merasakan apa yang aku rasakan. Namun hal itu
bukanlah halangan bagiku. Karena cinta adalah masalah hati, dan hati tahu
kemana ia akan tertuju. Aku hanya mengikuti apa kata hatiku, selama itu akan
membawa kebaikan kepadaku, aku akan turuti kata hatiku, dan mencintainya adalah
kebaikan bagiku.
Mungkin hal
ini sedikit membingungkan, bahkan kalian juga tidak akan mengerti mengapa
mencintainya adalah kebaikan bagiku, sedangkan aku sendiri ragu dengan
perasaannya terhadapku. Sekali lagi karena aku yakin dengan apa kata hatiku.
Apa yang
bisa aku lakukan saat ini? Lagi-lagi aku harus menunggu, hingga aku tak tahu
kapan aku harus mengakhiri hal ini. Bodoh sekali aku ini, melakukan sesuatu
yang tidak tahu kapan berakhirnya. Menunggu bukan hal yang salah ketika kita
tidak hanya berpangku tangan. Menunggumu dengan terus belajar dan memperbaiki
diri adalah hal yang bukan yang sia-sia, meski pada akhirnya tidak sesuai
dengan apa yang aku harapkan.
Aku masih
harus belajar banyak untuk memahami makhluk bernama wanita. Menurutku ia sangat
berbeda. Gadis berkerudung merah yang tidak seperti gadis manja seumurannya,
selalu berpikir dan bersikap dewasa.
Gadis
berkerudung merah, aku menunggu bukan karena aku ragu, aku diam bukan karena
aku hanya ingin memendam, memendam suatu perasaan yang seharusnya diungkapkan. Aku
tidak takut jika menunggu dalam ketidakpastian akan membawaku ke dalam ketakutan. Ketakutan akan kehilangannya, dan
hanya akan meninggalkan penyesalan.
Karena
hidup, tidak akan selalu sejalan dengan apa yang kita harapkan, aku hanya akan
menjalani hidup seperti apa kata hati. Mendengarkan bisikan hati dan
melakukannya, dan satu yang harus perlu di garis bawahi, kenapa aku selalu
menuruti apa kata hati, karena sesuai apa yang pernah aku tuliskan yang
berjudul “Fatwa Hati” dalam tulisan itu juga aku kutipkan dari hadis Nabi Saw.
Bahwa kebaikan adalah sesuatu yang yang membuatmu nyaman, sedangkan keburukan
adalah sesuatu yang membuat hatimu ragu dan cemas.
Salam