Sudah lumayan lama aku tak lagi update postingan di
blog pribadiku ini. Entah apa yang sedang terjadi dengan diriku hingga
membiarkan blog ini seperti layaknya rumah lama yang sudah enggan aku singgahi,
karena lebih memilih kesibukan yang bersifat rutinitas. Iya, bekerja sudah
menjadi rutinitas dalam kehidupanku beberapa bulan ini. Sudah hampir sepertiga
waktuku kuhabiskan untuk melakukan rutinitas pekerjaan. Sepertiga lagi sudah
aku gunakan untuk mengistirahatkan badan ini yang setiap harinya juga menuntut
untuk di-istirahatkan, sedang sepertiga sisanya? Sudah aku gunakan untuk
kegiatan harianku.
Rasa bosan
karena rutinitas terkadang juga menghampiriku. Dan di saat seperti itulah aku
seperti kendaraan bermotor yang kehabisan bahan bakar, tak ada semangat lagi
dalam hidup ini, kecuali hanya mengikuti roda-roda rutinitas. Apakah aku ingin
menghentikan roda rutinitas ini? Tentu tidak! Karena rutinitas bukan lah
satu-satunya faktor yang membuatku merasakan kebosanan dan kejenuhan. Aku hanya
ingin keluar sebentar dari roda-roda
rutinitas ini, untuk melihat indahnya alam Indonesia, melakukan perjalanan jauh
dan bertemu dengan orang-orang baru. Itu mungkin sudah cukup bagiku untuk saat
ini.
Terkadang
aku juga menyibukan diri ini dengan kegiatan yang aku rasa mampu mengusir
sejenak rasa bosan itu. Menonton film-film yang tersimpan dalam laptop, atau
hanya sekedar keluar malam untuk menikmati suasana malam dan kopi beserta
gorengan di angkringan pinggir jalan. Sendiri? Iya, tentu aku lebih memilih
sendiri, karena dalam kesendirian aku bisa menemukan jalan hidupku sendiri
tanpa ada orang lain yang mengintervensi kehidupanku. Mungkin sebagian orang
akan mengatakan bahwa diriku egois. Namun perlu diketahui setiap orang punya
cara sendiri dalam menikmati hidup, bukankah ada juga orang yang suka dengan
kesunyian malam dari pada keramaian dunia dengan segala kepentingannya.
Dari kesendirian
dan kesunyian itu juga aku seperti berkomunikasi dengan diriku sendiri, aku
mulai memahami diriku sendiri tentang apa yang sedang aku alami, dan dari situlah
aku merasakan bahwa ada yang salah dengan diriku, ada beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari hati kecil ini. Dan semua-semua
petanyaan-pertanyaan itu sebenarnya hanya dua pertanyaan sederhana, “Untuk apa
aku bekerja? Dan untuk siapa aku bekerja?” aku harus bisa mencari jawaban atas
pertanyaan dalam hati kecil untuk mengusir segala gundahku.
Untuk apa
aku bekerja? Apakah hanya sekedar mengumpulkan rupiah demi rupiah yang yag
semakin dikumpulkan tidak akan pernah merasa cukup, hingga lupa untuk menikmati
hasil yang sudah kita peroleh setiap bulannya. Bekerja bukan hanya soal
bagaimana mencari uang, meski pada awalnya tujuan orang mencari pekerjaan
adalah mencari uang, agar bisa (dibilang) mandiri yang mampu mncukupi kebutuhan
sendiri. Namun pada prosesnya masalah uang akan menjadi nomor sekian, karena
masih ada saja orang yang keluar dari pekerjaan bukan karena gaji yang ia terima
kurang. Namun karena banyak hal, bisa karena tidak nyaman dengan lingkungan
pekerjaan, factor jauh dengan keluarga, atau lebih memilih untuk memerdekan
diri keluar dari zona nyaman dan berwirausaha. Tidak bisa dipungkiri pula ada
sebagian orang yang pindah dari perusahaannya yang lama kemudian ke perusahaan
yang baru karena mendapat tawaran gaji yang lebih tinggi dari perusahaan yang
lama.
Kembali lagi
ke pertanyaan awal tadi, sebenarnya untuk siapa aku ini harus bekerja? Untuk
orang lain kah? Atau untuk diri sendiri? Itulah sebenarnya pertanyaan yang terus
mengusik pikiranku. Jika dipahami lebih dalam lagi bekerja adalah kewajiban
untuk dirku sendiri juga untuk orang lain tentunya, karena disatu sisi kita
masih memimiliki ego kita juga sebagai makhluk social. Dan selain itu bekerja
juga harus untuk Tuhan, karena bekerja juga bisa menjadi salah bentuk
manifestasi beribadah dalam bentuk kewajiban untuk mencari nafkah. Masih ingat
dengan salah satu cerita, bahwa ada seorang yang dalam hidup terus menerus
beribadah hingga ia lalai bekerja, kemudia Nabi Saw menegurnya? Itu menunjukan
bahwa dalam hidup bukan semata-mata hanya untuk beribadah namun juga perlu yang namanya keseimbangan, yaitu hidup
di dunia yang menyadari akan kehidupan setelah mati serta tidak lupa dengan
kenyataa yang sekarang sedang dihadapi (dunia). Bekerja adalah ibadah karena
itu adalah salah satu cara kita menjemput rejeki yang dberikan Tuhan kepada
kita. Jadi bekerja bukan hanya semata-mata bernilai duniawi akan tetapi bisa
juga bernilai ibadah.
Kemudian pertanyaan
selanjutnya adalah bekerja untuk apa? Untuk mengumpulkan harta yang semakin
lama dikumpulkan tidak pernah akan merasa cukup kah? Atau bekerja hanya sekedar
mencari gengsi dengan berpakaian rapi, wangi, kemudian berangkat pagi pulang
sore? Tentu tidak demikian bukan? Bekerja
seharusnya harus terus mengharap ridho dari Allah agar senantiasa rejeki yang
kita dapatkan adalah rejeki yang berkah bagi kita. Bekerja dengan sepenuh hati
melakukan apa yang menjadi kewajiban kita sebelum kita meuntut apa yang menjadi
hak kita sebagai seorang karyawan. Ketika kita bekerja dengan hati, dengan
mengharap ridho dari Allah tidak akan yang namanya bekerja hanya untuk mencari
muka, dengan bekerja agar mendapatkan penilaian yang baik di mata Boss, dan
berakhir dengan saling sikut antar karyawan.
Kedua pertanyaan
tersebutlah yang membuatku harus seakan-akan memulai dari awal lagi, yaitu
dengan memperbarui niatku dalam bekerja, bekerja bukan hanya semata-mata
mencari uang akan tetapi lebih dari itu, bekerja untuk mencari ridho Allah,
bekerja adalah sarana beribadah serta dalam rangka menjemput rejeki yang
diberikan Allah kepada kita semua.
Semoga
bermanfaat.