Buka Bersama di Tempat Kerja
Waktu sudah menunjukan pukul 13.00 waktunya bergegas untuk menyiapkan diri bersiap untuk bekerja. Ramadhan pertama hingga hari ini, sudah masuk hari ke-3 Ramadhan aku mendapatkan giliran untuk back up shift dua atau shift siang. Seperti biasa aku harus mandi untuk membersihkan keringat yang masih membenempel di badanku. Aku mengguyur badan ini dan merasakan kesegaran ketika air mulai menyentuh semua kulit pada tubuhku. Udara sebenarnya tidak begitu panas saat ini, namun siraman demi siraman membuat badan terasa segar kembali seakan lupa bahwa aku sedang berpuasa.
Waktu sudah menunjukan pukul 13.00 waktunya bergegas untuk menyiapkan diri bersiap untuk bekerja. Ramadhan pertama hingga hari ini, sudah masuk hari ke-3 Ramadhan aku mendapatkan giliran untuk back up shift dua atau shift siang. Seperti biasa aku harus mandi untuk membersihkan keringat yang masih membenempel di badanku. Aku mengguyur badan ini dan merasakan kesegaran ketika air mulai menyentuh semua kulit pada tubuhku. Udara sebenarnya tidak begitu panas saat ini, namun siraman demi siraman membuat badan terasa segar kembali seakan lupa bahwa aku sedang berpuasa.
Segera aku
berpakaian dengan pakaian kerjaku. Tapi jangan pernah membayangkan bahwa
sebagai orang yang bekerja di suatu perusahaan aku selalu berpakaian rapi
dengan kemeja lengan panjang, celana bahan, rambut kelimis ditambah dengan
sepatu mengkilat. Jangan pernah bepikir seperti itu! Meskipun kerja sebagai staff office, staff HRD lebih tepatnya.
Aku lebih suka berpakaian santai dengan kemeja lengan pendek, ditambah dengan
celana jeans serta sepatu kets. Masih mending aku menggunakan kemeja, terkadang
aku lebih nyaman dengan kaos polo shirt bahkan dengan kaos polos tanpa kerah,
seperti ketika ada lembur di hari sabtu.
Cuaca kota
Boyolali yang tidak begitu panas membuat perjalananku menuju perusahaan
tempatku bekerja dengan penuh semangat. Memang seharusnya seperti itu, bahwa
puasa bukanlah halangan bagi kita untuk menjalankan aktifitas.
Puasa tidak
boleh mengeluh dengan kondisi cuaca yang panas. Ketika aku mulai mengeluh
terkadang aku melihat karyawan-karyawan yang tetap bekerja seperti biasa,
padahal kondisi suhu di tempat kerja lumayan panas, ditambah lagi kondisi udara
yang tidak bersih. Namun mereka tetap menjalankan ibadah puasa dengan nyaman
tanpa mengeluh. Sedangkan aku? Apakah aku harus mengeluh padahal dari segi
pekerjaan mereka (karyawan pekerja pelaksana) masih bisa tersenyum dan bersenda
guarai meski bekerja berat. Dan di saat seperti itulah kenapa aku harus merasa
bersyukur dapat menjalankan ibadah puasa degan pekerjaan yang tidak begitu
berat.
***
Tak terasa
waktu sudah menunjukan pukul 17.30, itu artinya sudah masuk jam istirahat. Jam
kerja selama ramadhan mengalami perubahan, yaitu menyesuaikan dengan Jam buka
puasa. Karena jam buka puasa sekitar pukul 17.30 lebih, maka jam istirahat
diajukan mendekati jam buka puasa. Tepat
pukul 17.30 suara peluit tanda istirahat, semua karyawan menuju ke kantin untuk
segera menyiapkan hidangan berbuka puasa. Dari pihak perusahaan memberi nasi
bungkus seperti di hari kerja biasa untuk workers
dan nasi box untuk level staff serta tambahan takjil ketika buka puasa. Sedangkan
untuk yang shift pagi makan siang diganti dengan uang yang dibayarkan ketika
gajian.
![]() |
Suasana Buka Puasa di Kantin Tempatku Bekerja |
Kantin menjadi
penuh sesak dengan karyawan yang menunggu berbuka, aku melihat ada karyawan
yang nonmuslim tidak segera makan dan minum meski ia sendiri tidak berpuasa. Ketika
ku Tanya mengapa tidak segera makan dan minum? “ tidak, Pak, Aku makan bareng
teman-teman saja, mereka semua masi menunggu jam buka puasa”
Adzan magrib
sudah berkumandang, karyawan-karywan berdoa sebelum berbuka puasa. Dan aku juga
menjadi bagian dari mereka. Aku berbuka dengan semua karyawan yang bekerja di
perusahaan tempatku bekerja, baik dari level pelaksana seperti operator, maupun
level staff dari leader sampai supervisor. Kecuali manager, Para petinggi
perusahaan berbuka puasa di tempat yang berbeda, yang jauh lebih nyaman, ber ac
dan tidak penuh sesak dengan kumpulan banyak orang. yaitu di meeting room, tentu
dengan menu buka yang berbeda dengan kami para karyawan. Tapi itu bukanlah
masalah bagi kami semua, karena setiap jabatan memiliki tanggung jawab yang
berbeda-beda, semakin tinggi jabatan yang di sandang, semakin besar pula tanggung
jawab yang harus dipikulnya.
Ada pemandangan
yang awalnya membuatku merasa tidak enak ketika menu untuk level staff dan
untuk worker di bedakan, tentu dengan nominal yang lebih tinggi untuk level
staff. Dan awalnya aku merasa risi ketika makan bersama dengan mereka, yang
kebanyakan adalah workers atau karyawan pelaksana. Namun kami tetap bisa
bersama, ternyata mereka (workers/karyawan
pelaksana) sudah memahaminya. Sungguh rasa narimo
yang ditunjukan oleh mereka menjadi cerminan orang jawa yang sebenarnya. Tidak
ada yang protes mengenai perbedaan perlakuan itu, mereka menerima saja, karena
fasilitas makan siang untuk yang shift pagi, dan makan malam untuk yang shift
siang, merupakan bentuk pemberian, jadi yang namanya diberi yang sebaiknya di
terima. Kalo menunya tidak sesuai ya beli, gitu menurut mereka.
Suasana kebersamaan
saat berbuka puasa, tidak memandang dengan apa mereka berbuka, dengan siapa
mereka berbuka, karena kami adalah satu, satu keluarga dalam lingkungan
pekerjaan. Suasana kekeluargaan sangat kurasakan ketika aku mulai bergabung
dengan perusahaan ini, perusahaan tempat dimana aku bekerja saat ini. Dan suasana
ini begitu sangat terasa ketika saat buka bersama dengan mereka.
Terima kasih
dengan keluarga baruku, terima kasih telah menerimaku, dan membuatku betah dan
nyaman dengan suasana pekejaan di sini.