Sejarah itu
dimulai dari tempat ini, tempat yang berukuran kira-kira 4x6 meter ini,
biasanya sangat adem, maklum AC-nya masih baru. Namun suasana menjadi panas
ketika satu persatu teman-teman saya mulai meninggalkan ruangan sembari memberi
semangat dan doa. Menjadi lebih tegang lagi ketika satu persatu dari pembimbing
dan diikuti penguji mulai memaskui ruangan ini.
Satu tahun
yang lalu, tepatnya tanggal 7 Agustus
2014, merupakan salah satu sejarah dalam hidup saya. Karena saya telah berhasil
melalui masa-masa dimana saya harus bersusah payah melawan diri saya sendiri untuk
segera menyelesaikan tugas suci di dunia perkuliahan. Tugas suci itu bernama
skripsi. Saya ingat betul betapa saya
harus bersusah payah melawan “monster” dalam diri saya yang bernama “rasa
malas”. Mungkin bukan hanya saya yang mengalami hal itu. Tapi di luar sana,
masih ada juga yang pernah mengalami apa yang pernah saya alami. Saya mungkin
lebih beruntung, karena saya masih bisa berjuang hingga gelar Sarjana tersemat
tepat di belakang nama saya. Dan tidak dipungkiri pula, masih ada juga
teman-teman seperjuangan yang hingga detik ini masih berjuang untuk
menyelesaikan tugas suci itu. Tetap berjuang kawan, doa saya selalu menyertai
kalian, ingat orangtua kalian masih menginginkan anak-anaknya kembali
mengenakan baju toga.
Mengerjakan skripsi
ternyata memerlukan energi ekstra. Karena dalam prosesnya kamu akan mengalami
apa yang namanya, capek ngejar-ngejar dosen, bosen menunggu dosen dan yang
terakhir yang memerlukan energi lebih esktra lagi adalah, kita harus siap
dengan yang namanya di-PHP sama dosen. Di-PHP dosen, itu sudah hukum alam,
kalau enggak ngalami hal itu, pasti pas lulusnya enggak bakal ada gregetnya,
hehehe J dan perlu diingat, sering di tanya “kapan
lulus?” juga butuh energi ekstra juga lho :-p
Pengalaman
saya mengerjakan skripsi adalah ketika saya memutuskan untuk berhenti sejenak,
saya merasa kesulitan untuk memulai lagi. Saya ulangi sekali lagi! Ketika saya
memutuskan untuk berhenti mengerjakan, saya kesulitan untuk memulai lagi. Bagi
adek-adek yang masih mengerjakan skripsi, tolong diingat pesan kakak yang ini
ya, beuhhh :-p Jangan pernah sekali-sekali memutuskan berhenti mengerjakan
skripsi, karena perlu diingat, menunda mengerjakan skripsi itu sama dengan
menunda nikah!
Cobaan
ternyata belum berakhir, ketika semua dosen pembimbing sudah acc. Jadwal sidang
terancam tertunda karena ada salah satu penguji yang harus dinas ke luar kota,
membuat saya menjadi tambah stress. Meski harus melalui negosiasi yang sedikit
rumit, karena harus behadapan dengan yang namanya birokrasi. Semua bisa
berjalan sesuai rencana dan tidak sperti yang saya bayangkan, karena saya
merasa diberi kemudahan-kemudahan. Mungkin ini yang dinamakan “Di balik
kesusahan, pasti ada kemudahan.”
Sujud syukur
ketika saya bisa mengakhiri apa yang sudah saya mulai. Meski pada kenyataannya
saya harus mengakui bahwa saya telat satu tahun. Namun tidak ada gunanya untuk
menyesali apa yang sudah terjadi. Itu murni salah saya, bagi kalian yang masih
baru atau akan mengerjakan skripsi, tetap konsisten dalam mengerjakan, jangan
mengulangi kesalahan kakakmu ini, *mendadak jadi sok bijak