Yuk mulai nulis lagi. Setelah aktivitas
yang sedikit membosankan serta menyibukan. Sedikit melepas penat dengan
melempar kata, melalui ketikan jemari di atas keyboard, meski mata ini terus
melirik ke arah kasur. Beberapa hari yang lalu, adalah hari dimana saya merasa
dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Entahlah kebaikan apa yang telah kuperbuat
hingga Tuhan mengirimkan orang-orang yang baik, ditengah dolar yang terus
merangkak naik hingga diatas 14 ribu, serta ditengah himpitan ekonomi tanggal
tua yang melanda bagi kaum karyawan swasta seperti saya.
Ceritanya hari minggu kemaren saya
mendapat undangan kondangan dari salah satu teman semasa kuliah. Saya berencana
datang untuk menghadiri acara resepsi teman saya tersebut. Paginya saya sengaja
bangun pagi untuk beres-beres kamar, serta nyuci baju yang semakin hari semakin
menggunung, belum lagi harus menyetrika pakaian bersih yang telah dicuci. Tanggal
tua membuat saya harus ekstra mengkontrol pengeluaran saya. Maklum lah Banyak
pengeluaran tak terduga di bulan ini.
Setelah semua beres, saya nyalakan
kipas angin dan laptop untuk mendengarkan music sebagai hiburan untuk melepas
lelah. Namun terlalu asyik dengan lantunan music, di tambah angin semilir yang
terhembus dari kipas angin membuatku tak berdaya untuk terus terjaga. Saya malah
tertidur, dan bangun-bangun sudah adzan dhuhur, mungkin saya terlalu lelah,
karena semalam baru pulang dari kantor sekitar jam 11 malam. Ketika masih dalam
keadaan setengah sadar saya segera menuju kamar mandi, kemudian ganti baju
serta sholat dhuhur sebelum berangkat kondangan.
Saya janjian dengan teman-teman saya
untuk berangkat bareng karena saya tidak tahu dimana lokasi resepsinya. Dengan sedikit
terburu-buru saya mampir ke ATM dulu untuk mengambil uang. Dan disaat itulah,
ditengah ketergesa-gesaan saya,muncul lah kecerobohan saya, dengan tanpa beban
saya keluar dari ATM padahal uang di mesin ATM belum saya ambil. Disitulah Tuhan
mengirimkan orang baik kepada saya, ada orang yang baik hatinya, meski doyan
duit ia sepertinya tak mau megambil uang yang bukan haknya. Ia menegur serta
mengingatkan saya bahwa uang saya belum di ambil. Saya kemudian teringat, ohiya.
Dalam hati saya masih bingung kenapa saya sampai bisa lupa. Saya langsung
megambil uang dari mesin ATM dan tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
kepada orang yang mengingatkan saya tersebut. Dalam perjalanan menuju ke tempat
teman saya untuk berkumpul dan berangkat bareng ke tempat kondangan saya
sejenak bepikir, ternyata masih ada orang baik di sekitar kita, padahal orang
yang mengingatkan saya tersebut, juga memiliki kesempatan untuk mengambil uang saya
yang masih di mesin ATM, toh saya juga tidak menyadari sebelum ia mengingatkan.
Saya bersyukur dan ternyata itu masih rejeki saya.
Kemudian saya sampai di kos teman
saya untuk istirahat sebentar, kemudian berangka bersama untuk ke tempat
kondangan. Perjalanan yang tidak asing, karena tempat kondangan pernikahan
teman saya ternyata pernah saya lewati ketika saya belajar nyari uang dengan
membantu penelitian dosen, untuk survey ke daerah-daerah. Sambil bernostalgia
dengan suasana pedesaan yang jauh dari kegaduhan, pemandangan alam yang
dikelilingi hutan dan pegunungan serta keramahan penduduknya. Saya menghadiri
resepsi teman saya hingga acara selesai serta bercengkerama dengan teman-teman
untuk saling berbagi pengalaman.
***
Dan entah kebaikan apalagi yang telah
saya perbuat, hingga Tuhan kembali mengirim orang baik untuk menolong saya.
ceritanya ketika saya sedang mau berangkat dari sukoharjo, saya iseng-iseng
lewat klaten, yait jalanan jogja-solo. Cuaca terik serta kepulan asap knalpot
membuat saya tidak sabar untuk segera sampai tujuan. Saya berkendara agak
kencang dari biasanya, hingga setelah beberapa kilo perjalanan saya diklakson
dari belakang padahal saya sudah menepi, namun terus mengklakso, saya pelankan
laju kendaraan saya, serta menengok kebelakang. Ternyata orang terseut
mengingatkan saya bahwa plat nomor saya hampir copot karena satu pengait sudah
terlepas bautnya. Saya mengacungkan jempol kepada orang yang mengingatkan saya
tersebut sebagai tanda terima kasih.
Kemudian saya berhenti tepat di depan
bengkel sepeda motor, yang nampaknya tidak begitu ramai. Saya menghampiri Mas-mas
yang sedang memperbaiki motor untuk segera memasang plat nomor motor saya yang
sudah hampir terlepas. Dengan santai Masnya langsung memasang plat nomor saya,
ketika hampir selesai saya Tanya “berapa Mas?” “sek mas” jawabnya. Baru ketika
sudah selesai dan sudah terpasang rapi plat nomor saya. saya tanya lagi “berapa
Mas?. Kemudian Mas-mas penjaga bengkel menjawab dengan bahasa jawa “Pun, mas di
astho mawon” dalam bahasa Indonesia, sudah mas, dibawa saja. Alias gratis,
hehehe. Sambil mengucapkan terima kasih serta dibumbui senyuman saya
meninggalkan bengkel serta mengklakson sebelum saya mulai melanjutkan
perjalanan lagi.
Lagi-lagi saya merasa ada orang lain
yang berbuat baik kepada saya. Entah apa yang sudah saya lakukan terhadap orang
lain. Kejadian di ATM, serta kebaikan yang dilakukan mas-mas pemilik bengkel
adalah bukti bahwa masih ada orang baik di sekitar kita. Hari ini saya belajar
dengan mereka. Bisa saja Orang yang mengingatkan ketika uang saya tertinggal di
ATM, mengambil uang saya, namun ia tidak melakukan hal itu. Atau si penjaga
bengkel tersebut memberikan tarif jauh diatas yang sebenarnya, misalnya harga
baut, cuma seribu rupiah, namun ia menghajar saya dengan tarif sepuluh ribu
rupiah, bisa saja kan? Namun mereka tidak melakukan hal itu. Mereka malah
berbuat baik kepada saya. seakan member cambukan kepada saya agar saya terus
berbuat baik meski tidak mengenalnya.
Terima kasih Mas-mas yang
mengingatkan saya ketika uang saya teringgal di mesin ATM, terima kasih MAS-mas
penjaga bengkel atas kebaikannya. Mereka tidak mengenal saya, saya pun tidak
mengenalnya,namun mereka berbuat baik kepada saya. Terima kasih atas kebaikan
kalian, terima kasih atas pelajaran hidup yang kalian berikan kepada saya.
Semoga mereka dan keluarganya selalu diberikan kesehatan, serta dilapangkan
rizkinya. Amin