WORKAHOLIC. Adalah mereka yang hobi
bekerja, atau lebih ekstrim lagi adalah mereka yang “gila” kerja. Adalah mereka
yang hampir sebagian waktunya habis untuk bekerja. Dan orang yang selalu total
menyelesaikan tanggung jawab yang ia terima.
Saya punya pengalaman
tersendiri dengan orang-orang yang bisa dikatakan sebagai workaholic. Seseorang
yang usianya tidak lagi muda, dengan rambutnya yang sudah mulai memutih.
Awalnya, yang saya tahu beliau adalah seorang pekerja di belakang meja. Beliau lebih
sering saya lihat di ruangannya dan nampak sibuk di depan layar laptopnya.
Namun, setelah
beliau dipercaya untuk memegang posisi yang sentral di perusahaan. Ia
mulai terlihat sebagai orang berdedikasi penuh terhadap tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Sejak memegang posisi sentral dalam sebuah perusahaan
tersebut, nampaknya beliau sudah tahu apa yang ia harus lakukan. Beliau
langsung terjun ke lapangan untuk menganalisa serta memberikan solusi atas
segala permasalahan perusahaan.
Harus saya akui, beliau adalah orang yang cerdas. Beliau yang sebelumnya lebih suka di belakang
meja itu, seperti sudah tahu permasalahan apa yang sedang dihadapi perusahaan.
Jadi selama kurang lebih satu bulan, beliau sangat total untuk menyelesaikan
segala permasalahan. Saya melihat sendiri, ketika saya baru datang, sekitar
pukul 05.30 pagi, saya lihat, mobil beliau sudah terparkir rapi di tempat parkir.
Tidak hanya itu, ketika saya masuk shift dua (siang), saya melihat bahwa ketika
semua karyawan sudah mulai sepi, beliau masih memimpin meeting untuk memonitoring kinerja anak buahnya, serta memastikan
bahwa segala permalasahan sudah terselesaikan.
Bisa dilihat,
beliau bekerja dari mulai jam 05.30 sampai 23.00. Jadi berapa jam beliau
bekerja? Lebih dari 17 jam. Itu artinya hampir 2/3 waktunya ia habiskan dengan
bekerja. Meski bekerja dengan jam kerja ekstrem seperti itu, namun beliau
seperti tidak menunjukan raut wajah kelelahan, atau capek karena kurang tidur.
Beliau seakan menikmati pekerjaannya.
Beliau meng-cover dua shift,
karena perusahaan kami terdiri dari dua shift. Beliau bisa dikatakan bekerja
dari mulai gerbang dibuka, hingga gerbang ditutup kembali. Hanya untuk
memastikan bahwa segala perencanaannya dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Semangat kerja
beliau, sepertinya membawa aura positif dalam perusahaan. Semua orang pun respect terhadap kinerjanya. Beliau adalah orang
yang tahu segala permasalahan anak buahnya, serta memberi solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh anak buahnya. Bukan seperti orang-orang dengan
model kepemimpinan macam kompeni, yang tahunya hanya marah-marah dan menekan
anak buahnya tanpa memberikan solusi.
Kini kerja keras
beliau selama sebulan mampu menunjukkan hasil positif. Naiknya efisiensi,
dibarengi dengan turunnya budget
produksi adalah bukti dari kerja keras beliau.
Beliau yang bisa
dibilang penggede perusahaan itu,
adalah orang yang low profile, orang
yang tetap sederhana, serta orang yang suka memberi contoh dengan tindakan,
bukan hanya omongan, memberikan solusi bukan hanya bisa emosi.
Selamat berakhir
pekan,