“Kamu sadar tidak, kalau dirimu itu
aneh?”
“Maksudnya?” aku bertanya balik
kepadanya, meski aku sadar bahwa ia sedang menyerangku dengan kalimat itu.
“Kamu sadar tidak, kalau kamu itu
aneh?” ia lebih menekankan pada kata aneh
“Oh, iya aku sadar, sadar banget
malahan, dan aku jauh lebih aneh dari yang kamu pikirkan tentang aku” jawabku
yang mecoba untuk bertahan dengan serangannya.
“oh, ya?” sepertinya ia malah menjadi
penasaran denganku
“Ya, dan aku sadar kalau diriku aneh”
“kamu itu, ya?”
“Itu apa”
“Aneh”
“Aku kan sudah mengatakan kepadamu,
bahwa aku memang aneh, aku sadar bahwa diriku aneh” Dengan sedikit senyum aku
melihat betapa ia malah merasa jengkel dengan jawabanku, kemudian malah pergi
meninggalkanku.
Harus aku akui memang, bahwa aku
adalah orang yang aneh, meski terkadang aku sering berpura-pura menjadi manusia
normal. Sebagai lelaki normal memang seharusnya aku sudah mulai tertarik dengan
wanita untuk segera aku halalkan untuk menjadi teman hidupku. Apalagi di mata
reka-rekan kerjaku, aku adalah lelaki yang nampak dewasa, padahal aku sedang
berpura-pura agar terlihat dewasa. Aku pernah pacaran, dengan seseorang yang
berbeda agama denganku. Kala itu aku tidak peduli dengan perbedaan keyakinan
itu. Dan dengan dia pula aku merasakan pahitnya cinta.
Lantas kenapa aku sekarang tidak mau
berpacaran (lagi)? Karena aku takut. Aku tidak takut dengan pahitnya cinta,
karena aku pernah merasakan itu. Justru aku takut dengan manisnya cinta. Kenapa
bisa begitu? Karena aku aneh!
Aku suka melamun, bahkan ketika
sedang mengendarai motor sekalipun. Aku pernah dipinggirkan oleh polisi lalu lintas
karena “diduga” aku menerobos lampu merah. Mungkin itu benar adanya karena aku
suka melamun ketika sedang berkendara motor. Dan disitulah aku mulai sadar akan
kemampuanku, aku seperti mempunyai kemampuan multy tasking, di samping mengendarai motor yang mengharuskan untuk
berkonsentrasi, namun disisi lain aku malah sering melamun, yang terkadang aku
tergaget, kala ada bunyi klakson dari belakang. Dan banyak postingan di blog
pribadiku ini lahir dari lamunanku ketika sedang berkendara motor. Kok bisa
gitu? Karena aku aneh!
Dan karena keanehan itu (melamun
ketika berkendara) aku jadi merasa gagap ketika berboncengan dengan temanku,
apalagi dengan lawan jenis. Aku tidak grogi, namun ada ketakutan karena di saat
yang bersamaan aku membawa dua nyawa sekaligus, yaitu nyawaku sendiri dan nyawa
orang yang memboncengiku. Dan sekali lagi itu karena aku sadar bahwa diriku
aneh, terutama sering melamun ketika berkendara motor.
Dan kamu, iya kamu! Aku berharap kamu
adalah bagian dari keanehan-keanehan dalam hidupku. Kenapa bisa begitu? Karena jodoh
adalah hal aneh, ketika ada dua orang manusia yang dalam diam saling mencintai,
dalam sujud saling mendoakan, kemudian dipertemukan dalam pelaminan. Apa tidak
aneh hal semacam itu? Semoga kamu masuk daftar keanehan dalam hidupku.