Beberapa hari kemaren, aku dapat info dari salah satu temanku,
bahwa tulisanku yang berjudul “Saya dan Dolanan Masa Kecil” menjadi salah satu
dari tiga cerita terpilih dalam sebuah sayembara menulis tentang “Cerita
Dolananku” yang diadakan oleh salah satu komunitas di solo, yaitu Komunitas
Anak Bawang. Komunitas Anak Bawang adalah sebuah komunitas yang berusaha untuk
membangkitkan kembali kenangan-kenangan masa kecil, dengan memperkenalkan
(kembali) permainan-permainan tradisional, seperti delikan (atau petak umpet),
betengan, gobag sodor, lompat tali,egrang, dan permainan-permainan tradisional
lainnya yang kini sudah mulai dilupakan.
Tulisan yang berjudul “Saya dan Dolanan Masa Kecil Saya” adalah
tulisan yang lahir atas kegelisahanku yang tak kunjung mendapatkan inspirasi
ketika, sepinya tulisan di lobimesen.com serta tidak ada tulisan untuk sekedar
mengisi di blog pribadiku blogriki.com
Tulisan itu aku tulis sekitar
pukul 01.00 pagi, ditemani dengan secangkir minuman hitam pekat yang sengaja
hanya aku beri sedikit gula, biar tetap melek. Dan tulisan tersebut adalah
tulisan spontanku, ketika aku mencoba kembali ke masa kecilku, yaitu masa
dimana aku belum penuh dosa, dan masih belajar ngelap ingus sendiri.
Dan secara tidak sadar, tulisan
yang terus mengalir hingga kurang lebih 4 halaman itu jadi, langsung aku
mematikan laptopku dan segera membaca salah satu buku novel fiksi hingga aku
tertidur. Dan barulah paginya, aku mulai merapikan tulisanku, dari dosa-dosa
typo, serta dosa-dosa bid’ah karena jauh dari ajaran kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI). Tentu tetap ditemani dengan minuman hitam pekat yang kali ini
sengaja aku buat manis, dengan alasan sangat mendasar, yaitu ngirit! Maklum
karena cukup dengan secangkir kopi itu, aku bisa membuat tubuhku mampu
beraktifitas hingga siang hari, jadilah prosesi makan siang adalah ritual
sakral karena merupakan rapelan sarapan pagi dan dan makan siang. Maklum kala
itu tanggal tua. HeheheJ
Dan siang ini, sebelum sholat
jumat, terdengar suara HT memanggil-mangil “Pak Riki office monitor” segera aku
mengambil HT untuk segera membalas panggilan tersebut “Masuk, Pak”.
“Mohon maaf Pak, ada titipan , sekarang posisi masih di pos depan”
“Siap, Pak, 86”
segera aku keluar dan menuju pos depan. Ternyata ada paketan untukku dan waktu aku lihat pengirimnya ternyata dari komunitas Anak Bawang, aku menitipkan paketan tersebut di pos, karena aku sadar itu adalah kiriman yang sifatnya pribadi jadi aku memutuskan untuk menitipkan paketan tersebut di pos, dan baru aku ambil ketika pulang kerja.
“Mohon maaf Pak, ada titipan , sekarang posisi masih di pos depan”
“Siap, Pak, 86”
segera aku keluar dan menuju pos depan. Ternyata ada paketan untukku dan waktu aku lihat pengirimnya ternyata dari komunitas Anak Bawang, aku menitipkan paketan tersebut di pos, karena aku sadar itu adalah kiriman yang sifatnya pribadi jadi aku memutuskan untuk menitipkan paketan tersebut di pos, dan baru aku ambil ketika pulang kerja.
Ketika pulang kerja, secuirity
pos langsung mengingatkanku agar aku tidak lupa membawa pulang paketanku dari
anak bawang tersebut. Dan sesampai di rumah, aku yang mulai penasaran itu,
mulai membukanya, dan ternyata isinya adalah sebuah papan yang digunakan untuk
bermain “Dam”, gasing yang ketika dimainkan bisa berbunyi, kemudian dua buah
pin, serta satu buah gelas mug dengan logo anak bawang serta tag line-nya “aku
bermain, maka aku senang”
Terima kasih kepada Komunitas
anak bawang atas bingkisannya, semoga tetap semangat dalam melestarikan
permainan tradisional J