Menjelang tahun baru 2016,
teman-teman di kantor sudah ramai membicarakan tentang hendak kemana
menghabiskan tahun 2015, dan menyambut tahun baru 2016. Tahun baru 2016 yang
jatuh pada hari jumat, membuat wajah teman-teman kerjaku nampak sumringah untuk menyambut tahun baru,
apalagi sudah ada kabar dari bagian finance
bahwa gaji sudah ditransfer ke rekening masing-masing karyawan. Benar-benar long weekend menjadi tampak jauh lebih
menyenangkan daripada long weekend
minggu kemaren yang diisi dengan kegiatan lembur.
Ketika ada salah satu teman kerjaku
yang bertanya kepadaku “Hendak kemana malam tahun baru nanti, Mas?” Aku yang
sudah dari awal tidak ada rencana untuk merayakan tahun baru pun secara spontan
menjawab dengan sekenanya. “Mungkin ke Jogja, atau ke Solo, apes-apesnya
mungkin malah cuma di rumah. Tidur!" Padahal dalam hati aku sudah memutuskan
untuk lebih baik aku di rumah saja istirahat.
Beberapa teman kerjaku, ada yang
ingin menyambut tahun baru di alun-alun Boyolali, sebagian lagi ada yang ingin
menikmati pesta kembang api di simpang lima Boyolali yang akan diresmikan
bersamaan dengan perayaan malam tahun baru. Ada juga yang lebih memilih
menyambut tahun baru di Solo, entah itu di area Manahan, atau car free night di jalan slamet riyadi.
Dan aku, sekali lagi tetap pada pendirianku, di rumah saja. Tidur!
Sepulang kerja, seperti biasa aku
mampir dulu dan mengobrol ngalur-ngidul dengan
rekan-rekan kerjaku. kemudian setelah itu aku pulang, dan mampir dulu ke ATM
untuk mentransfer sejumlah uang. Maklumlah aku baru saja gajian, sebaiknya aku
selamatkan dulu sebagian gajiku, agar tidak khilaf dengan diskon akhir tahun.
kali ini aku pulang ke kos-an, karena
aku sedang ingin menikmati kesunyian disaat kebanyakan orang keluar rumah untuk
ikut serta dalam menyumbang kemacetan malam tahun baru, dengan bersesak-sesak
diantara jutaan orang yang hanya untuk melihat letupan-letupan kembang api.
Sampai di kos-an aku merebahkan tubuhku
di atas kasur, kemudian menyalakan pemanas dispenser, sambil menunggu air panas,
kutinggal mandi terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhku yang masih lengket
oleh keringat. Setelah mandi, dan air di pemanas disepenser sepertinya sudah
panas, aku pun membuat kopi hitam untuk kunikmati sambil menunggu adzan magrib.
Sedang khusyuk menikmati
kopi, ada pesan masuk dari keluargaku yang di Boyolali, yang menanyakan
posisiku karena hendak mengajakku malam tahun baruan bersama keluarga ke Solo,
Sekali lagi aku jelaskan bahwa aku ingin istirahat saja, Atau dengan kata lain,
tidur!
Terdengar suara adzan magrib,
kemudian aku bergegas untuk berwudhu dan pergi ke masjid. Ternyata pengajian
malam jumat yang biasanya di adakan setiap awal bulan, diajukan sehingga
pangajian kali ini bertepatan dengan malam pergantian tahun. Setelah sholat
magrib berjamaah aku tidak langsung pulang, sambil menunggu sholat isya aku
masih tetap di dalam masjid untuk mendengarkan kajian. Aku suka dengan
kajian-kajian rutin yang diadakan di masjid itu. Masjid yang lokasinya hanya di
seberang jalan depan kos-an itu, biasanya membahas tentang ilmu fikih dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mudah di cerna oleh jamaah yang sebagian besar
adalah orang tua.
Setelah kajian selesai, langsung
dikemundangkan adzan sholat isya. Ketika adzan dikumandangkan, ada sebagian
jamaah yang sudah batal wudhunya, mulai pergi ke tempat wudhu. Sebagian lagi
masih duduk dan mendengarkan adzan. Setelah adzan isya, hanya selang beberapa
detik saja, langsung dikumandangkan iqomat, aku pun segera berdiri untuk segera
merapat pada barisan depan untuk sholat isya berjamaah.
Selesai sholat isya, aku langsung
kembali lagi ke kos, dan masuk ke kamarku. Tiba-tiba ada ibu kos yang mengetuk
pintu kamarku dan mengantarkan snack dan makan malam. Ternyata setelah
pengajian dan sholat isya itu, ada orang dermawan yang memberi snack dan makan
malam. Waktu aku buka, syukur Alhamdulillah, ada nasi dengan lauk gudek dengan
suwiran ayam serta telur yang di masak coklat, jadi aku tak repot-repot untuk
keluar mencari makan malam.
***
Di saat orang-orang berboyong-boyong
menuju keramaian, aku justru hanya di dalam kamar saja. Aku sedang muak dengan
keramaian, muak dengan macetnya jalanan dengan kendaraan-kendaraan yang knalpotnya
sudah diganti dengan knalpot plong, sehingga suara motornya menjadi sangat
bising. Aku sedang ingin sendiri menikmati kesunyian ini.
Aku jadi teringat dengan perayaan
tahun baru kemaren. Aku yang kala itu masuk shift siang, jadi ketika pulang
kerja, iseng-iseng aku ingin lewat kota Boyolali dengan lewat di Kabupaten baru
Boyolali. Namun aku justru terjebak macet, motorku benar-benar hanya berjalan
merayap, karena jalan menuju kabupaten baru Boyolali begitu penuh sesak dengan
lautan manusia. Pihak polisi pun sampai kewalahan dalam merekayasa lalulintas.
Dan di tengah-tengah kemacetan, untuk kali pertama aku ikut serta dalam
perayaan pergantian tahun. Dan bisa dibilang itu hanya kebetulan saja, karena
aku sebenarnya hanya ingin numpang lewat saja.
Di dalam kamar aku memainkan
lagu-lagu sendu dalam play list
Mp3-ku. Ditemani sisa kopi soreku yang sudah dingin, dengan cemilan seadanya.
Aku membuka kembali ms word dan menyelesaikan tulisan-tulisan yang belum sempat
aku selesaikan, agar aku bisa segera memposting ke blog pribadiku ini.
Kemudian aku istirahat karena mataku
sudah mulai perih ketika terlalu lama menatap layar laptop, dengan merebahkan
tubuhku yang juga sudah mulai lelah ini
di atas kasur. Ketika aku merebahkan tubuhku diatas kasur, aku menjadi teringat
dengan resolusi-resolusi yang pernah aku tulis setahun yang lalu ketika
menyambut tahun baru 2015. Aku memang sudah menjadi bagian dari orang-orang
mainstream yang membuat semacam resolusi atau menulis hal-hal yang ingin
dicapai satu tahun mendatang. Dan mungkin kalian lupa belum menuliskan salah
satu hal yang ingin dicapai satu tahun mendatang, yaitu mencapai apa yang belum
dicapai di tahun sebelumnya.
***
Ketika mataku sudah mulai terpejam,
dan aku sudah merasa hampir lepas dari realitas, terdengar suara telpon dari handphone-ku yang membuatku sedikit
terkaget. Waktu kulihat ternyata nomor telpon kantor, dan aku enggan untuk
mengangkatnya, kemudian tidak lama setelah telepon itu, ada sms masuk di handphone-ku, ternyata dari
Supervisor-ku, yang intinya menyuruhku agar hari sabtu aku masuk lembur. Dan
lagi-lagi ketika libur long weekend
hanya sekedar mitos, tetap dijalani saja lah sebagai wujud dari tanggung jawab.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk
tidur, persetan dengan adanya pesta kembang api dimana-mana untuk menyambut
tahun baru 2016. Selamat tahun baru 2016 gaes, jangan lupa hari sabtu lembur,
eh maksud saya jangan lupa bahagia J