Kemaren saya putuskan untuk tidak pulang dulu. Karena tiba-tiba
teman saya yang nggapleki itu mau maen. Kenapa nggapleki? Lha gimana nggak
nggapleki kalau saya mau bayar hutang saja tinggal kasih nomer rekening tinggal
saya transfer kan selesai urusannya. Lha ini malah berbelit-belit. Kalau
biasanya orang yang berhutang susah untuk ditagih, kalau teman saya yang
nggapleki ini, susah untuk dibayar. Opo nggak nggapleki kui jenenge?
Sebenarnya pagi dia sudah sms mau
otewe, tapi aku balas agak siangan saja. Soalnya saya juga masih ada pekerjaan
yang harus diselesaikan, maklum setrikaan sudah menggunung. Dan siangnya kami
bisa ke pameran buku di Assalam Hypermart. Dia datang sekitar pukul 09.00 lebih
lah serta tidak bingung dengan ancer-ancer yang saya berikan via sms.
Kami ngobrol ngalur ngidul membahas hal-hal yang nggak penting sebenarnya. Hingga adzan dhuhur terdengar, kami bergegas menuju masjid. Sehabis sholat dhuhur, nampak langit terlihat mendung. Sebelum ke pameran buku, saya pun mengajaknya untuk segera pergi makan siang ke sebuah warung kupat tahu langganan saya di daerah Kartasura. Sebenarnya itu bukan makan siang, tapi sarapan yang tertunda, Maklum paginya belum sarapan dan hanya secangkir kopi beserta beberapa potong biskuit.
Kami ngobrol ngalur ngidul membahas hal-hal yang nggak penting sebenarnya. Hingga adzan dhuhur terdengar, kami bergegas menuju masjid. Sehabis sholat dhuhur, nampak langit terlihat mendung. Sebelum ke pameran buku, saya pun mengajaknya untuk segera pergi makan siang ke sebuah warung kupat tahu langganan saya di daerah Kartasura. Sebenarnya itu bukan makan siang, tapi sarapan yang tertunda, Maklum paginya belum sarapan dan hanya secangkir kopi beserta beberapa potong biskuit.
Sampai di tempat pameran saya segera
menuju tempat tumpukan buku-buku fiksi. Dan saya hanya membeli buku ringan
untuk bahan bacaan saja. Maklum akhir-akhir ini saya sedang malas mikir baca
buku-buku berat. Sedangkan teman saya (sekali lagi yang nggapleki itu) sedang
khusyuk memilih-milih buku, nampak ia kesengsem dengan buku "Psikologi
suami-istri" maklum mau nikah coy, selain itu ia juga.membeli satu buku
lagi, tapi saya lupa judulnya, yang jelas buku tentang Agama. Sedangkan saya
sudah mulai bosan karena buku fiksi yang saya cari tidak ada di sana.
Sebelum pulang saya pun
mengajaknya ke toko buku "Kayake ini kita harus ke gramed atau togamas
bro" Teman saya yang nggapleki itupun pun hanya mengiyakan saja.
Kami menuju ke togamas,
berkeliling sebentar, dan mencari buku yang saya cari dengan komputer yang
biasa digunakan untuk mencari buku. Buku yang saya cari pun cuma tinggal satu
yang ada di toko dan yang lain masih dalam status "in order". Saya
pun mencarinya karena masih ada satu buku yang ditoko. Namun ketika saya cari
sesuai di raknya, tak ada. Saya pun menyuruh salah satu karyawan untuk
mencarikannya. Dan ketemu! Namun cover bukunya tidak seperti yang saya maksud.
Karena buku yang saya cari kalau tidak salah diterbitkan oleh tiga penerbit
yang berbeda. Bagiku yang penting isinya. Ini novel perdana sang penulis
soalnya, jadi akan terasa lebih geerr.
Ketika mau bayar di kasir,
ternyata saya tidak bawa uang cash, saya membayar dengan kartu atm debit. Namun
minimal pembelian harus 50rb. Saya pun menuju tumpukan buku novel fiksi. Saya
mengambil salah satu buku novel yang sangat populer dengan prosa-prosanya dan
novel tersebut sudah pernah difilmkan. Terdengar aneh memang, baru tertarik
membaca bukunya padahal sudah menonton filmnya.
Dua buku sudah ditangan, saya pun
menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Dan apesnya kartu debit atm saya tidak
bisa digunakan. Saya pun melirik teman saya (yang lagi-lagi, nggapleki itu),
dia pun tahu maksud saya, dan memberikan kartu atmnya untuk
"mentraktir" buku saya. Bukannya membayar hutang tapi malah nambah
hutang, heheJ
Kalau tadi menuruti nafsu belanja
buku, kemudian bertemu dengan teman saya yang selo itu. Dia malah mengajak kami
belanja di luwes, saya pun mampir ke atm dulu ambil uang untuk bayar hutang,
agar bisa sekalian muter-muter di lantai dasar beli kopi dan lain-lain.
Dan semua itu ditutup dengan
jajan di angkringan menikmati nasi bledek serta beberapa gorengan. Setelah
kenyang kami segera pulang. Karena rutinitas sudah menunggu kami keesokan
harinya.
Btw, tanggal
satu masih lama nggak?