Aku memasuki masjid ketika khotib
hendak berdiri menuju ke atas mimbar. Waktu kulihat, ternyata yang mendapat
giliran khutbah jumat adalah dari khotib tamu, atau khotib dari luar. Aku masih
ingat dengan pesan Bapak Syakirun, Iman masjid Baitul Muslimin jumat lalu. Aku
segera sholat tahiyatul masjid agar aku bisa mendengarkan khutbah
jumat, mengingat hal itu adalah hal wajib. Dan pesan dari Pak Syakirun jumat lalu adalah, “Jangan sampai hal yang
sunah menghalangi hal yang wajib”
Setidaknya dalam sebulan, dua kali
aku sholat jumat di masjid ini, yaitu masjid Baitul Muslimin. Selebihnya aku
sholat jumat di dekat tempat kerjaku. Hal itu karena aku bekerja secara shift,
dua minggu masuk pagi, dan dua minggu masuk siang.
Ada yang membuat masjid ini terasa
berbeda. Bukan karena di dalam masjid lebih adem. Bukan! Dalam setiap kajian
rutinnya, setiap malam selasa, atau malam jumat, tema kajiannya tidak jauh dari
kehidupan sehari-hari, berisi tentang fikih
sederhana dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah dicerna olehku dan jamaah
lainnya yang kebanyakan sudah berusia lanjut.
Khutbah jumat kali ini, menyampaikan
tentang pentingnya bersyukur terhadap apa yang kita peroleh. Kemudian membahas
hal-hal yang nampak remeh, seperti nyamuk. Khotib bercerita, betapa besarnya
manfaat nyamuk bagi kita semua, meski ada beberapa dari kita sangat terusik
dengan keberadaan nyamuk. Adanya nyamuk juga memberikan manfaat yang besar.
Karena dengan adanya nyamuk, membuat manusia membuat semacam obat nyamuk, atau
obat untuk mengusir nyamuk, seperti yang bisa kita temukan di warung-warung
kelontong. Sebut saja obat nyamuk bakar, bukan hanya nyamuk saja yang terusik,
namun manusia pun bisa sesenggukan ketika menghirup asapnya. Seiring
berjalannya waktu, manusia terus berinovasi dengan membuat obat nyamuk elektrik
yang tidak begitu banyak mengeluarkan asap, yang justru membuat pengap,
ditambah wangi yang dihasilkan obat nyamuk saat ini seperti halnya pengharum
ruangan.
“Allah menciptakan nyamuk, itupun memberikan
manfaat bagi manusia. Karena dengan adanya nyamuk, manusia membuat sebuah industri
obat nyamuk, berapa kepala keluarga yang tercukupi kehidupan keluargannya,
karena bekerja di sebuah industri obat nyamuk” Begitulah kira-kira kata khotib
dalam khutbah jumat kali ini.
Diantara kita, mungkin tidak jeli
dalam melihat manfaat dari nyamuk. Karena tidak dipungkiri pula, nyamuk adalah
semacam makhluk yang bisa dikatakan merugikan. Keberadaan nyamuk adalah sebuah
ancaman. Adanya penyakit malaria, demam berdarah, kemudian cikukunya disebabkan
oleh nyamuk. Namun bisa dibayangkan jika nyamuk tiba-tiba dihilangkan di muka
bumi ini oleh Sang Pencipta, aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib ribuan
buruh yang bekerja di industri obat nyamuk.
***
Khotib kali ini juga turut prihatin
dengan isu-isu kekinian tentang keadaan umat islam saat ini. Bagaimana pun, islam
adalah agama yang rahmatan lil alamim,
namun pada kenyataannya, sesama muslim yang seharusnya saudara, namun justru ada
perpecahan di dalam umat islam itu sendiri. Tidak ada toleransi diantara umat
islam itu sendiri.
Aku jadi teringat dengan status facebook dosen muda kita, Abdul Hakim, ia menuliskan keresahannya sebagai respon ketika melihat kejadian pembakaran
rumah warga eks Gafatar. Pembakaran rumah warga eks gafatar yang disebabkan
karena dianggap meresahkan, dan takut mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai
dengan keyakinan kita sebagai orang yang (mengaku) beriman. Dalam status
tersebut beliau juga menuliskan, bahwa di sebuah bangsa yang memegang teguh
nilai ke-Esa-an Tuhan sebagai salah satu prinsip bernegara. Banyak orang yang
dihukum bukan karena mencuri, korupsi, atau memukuli orang, melainkan karena
berkeyakinan. Iman yang seharusnya membuat kita jauh lebih tenang daripada yang
tidak berkeyakinan, namun iman yang seperti apa yang membuat mereka merasa
resah ketika melihat keyakinan yang berbeda.
Khutbah jumat berlangsung kurang lebih
15 menit itu pun diakhiri dengan khutbah kedua yang berisi kesimpulan dari
khutbah jumat kali ini. Tentang pentingnya bersyukur, serta pentingnya menjaga
kesatuan antar umat muslim itu sendiri, maupun antar umat beragama.
Dan saya pun menyimak khutbah jumat
kali penuh dengan kesadaran. Maklum biasanya saya sering ongap-angop.
Salam.