Hiruk pikuk soal Rio Haryanto,
pembalap muda yang berpeluang menjajal ganasnya ajang balap Formula 1 serta
alokasi dana sebesar 100 Milyar untuknya agar dapat bergabung ke dalam tim
Manor Racing, sebenarnya ya biasa-biasa saja. Di jalanan sesungguhnya,
sejak dulu sudah ada banyak pembalap yang menyamar sebagai sopir bus.
Anda,
terutama yang mendaulat diri sebagai anggota komunitas Bismania, tentu pernah
mendengar nama bus keramat ini: Sumber Kencono.
Bus (balap)
Sumber Kencono yang memiliki trayek Jogjakarta-Solo-Madiun-Surabaya, dan
Surabaya-Madiun-Solo-Semarang itu terkenal dengan sebutan “raja jalanan”.
Bahkan, karena saking brutalnya kebut-kebutan di jalan sehingga memakan banyak
korban, banyak orang menganggap Sumber Kencono sebagai “bus maut”.
Salah seorang
kawan saya pernah memposting kabar di sosial media miliknya setelah
berhasil menyalip bus Sumber Kencono di jalanan Jogja – Solo dengan penuh
kebanggaan. Ia melakukan hal tersebut dengan mengendarai Kawasaki Ninja
150 – 2 tak. Padahal, kalau dipikir-pikir, seberapa besar sih kebanggaan
yang didapat hanya karena menyalip bus? Tapi, karena ini Sumber Kencono,
persoalan menjadi lain.
Saya sendiri
sempat mbatin,
dan curiga: jangan-jangan tingkat prestasi sopir bus Sumber Kencono ini–atau
dalam dunia HRD disebut dengan istilah KPI (Key Performance Indicators)–dinilai
bukan dari banyaknya jumlah setoran yang didapat, melainkan
dari seberapa cepat mereka sampai tujuan.
Namun
demikian, sebagaimana telah disinggung sedikit di atas, saking gilanya
saat melaju, bus Sumber Kencono sering mengalami kecelakaan
lalu-lintas. Tak sedikit pula bus mereka yang dibakar massa karena hal
tersebut.
Saya
kesulitan mencari data terkini tentang kecelakaan lalu lintas yang melibatkan
bus Sumber Kencono. Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan supir Sumber
Kencono sudah sadar tentang keselamatan di jalan raya. Atau bisa jadi mayoritas
dari mereka telah dibajak oleh PO lain, sebab kini kian
bermunculan bus-bus dengan gaya brutal Sumber Kencono.
Yang jelas,
seperti dilansir okezone.com, sejak tahun 2009 hingga 2011 tercatat
ada sebanyak 76 kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan bus Sumber
Kencono. Dengan rincian, 72 korban meninggal dunia, 67 korban luka berat ,
dan 69 luka ringan.
Melihat
kondisi bus-busnya yang identik dengan kecelakaan lalu-lintas, sang pemilik PO
Sumber Kencono kemudian mengganti nama Sumber Kencono menjadi Sumber Rahayu dan
Sumber Selamat pada tahun 2011. Sikap mengganti nama ini identik dengan
tradisi “klenik” masyarakat Jawa yang dapat diartikan sebagai “buang sial”.
Nama baru tersebut dipilih sebagai wujud doa, agar dalam perjalanan bus
senantiasa selamat atau rahayu (“rahayu” juga berarti “selamat”), serta tidak
lagi dipelesetkan menjadi “Sumber Bencono”.
Meski tampak
menggugah, nyatanya perubahan nama tersebut ya tidak terlalu sesuai
harapan. Sebagaimana yang dilansir Tempo:
Minggu, 18 Maret 2012, bus
Sugeng Rahayu bernomor polisi W 7743 UY rute Surabaya-Yogyakarta menabrak dari
belakang mobil Toyota Avanza bernomor polisi L 1310 TS berisi sembilan orang di
Jalan Raya Surabaya-Madiun Kilometer 137, tepatnya di Desa Pajaran, Kecamatan
Saradan, Kabupaten Madiun. Tiga penumpang Avanza tewas, satu luka berat, empat
luka ringan termasuk sopir Avanza.
Terlepas dari
segala hal di atas, saya sebagai seorang HRD di salah satu perusahaan merasa
harus memberi saran untuk karier sopir bus Sumber Kencono jika sudah mulai
bosan menjadi pembalap jalanan di balik kemudi bus dan kerap kecelakaan.
Tentu saran saya akan disesuaikan dengan bakat terpendam mereka yang
cepat, agresif, serta ontime dilevery.
Berikut di
antaranya.
Sopir Ambulans
Mungkin di
antara kita sering melihat betapa mobil ambulans kerap melaju seperti
raja jalanan. Semua pengendara pun diwajibkan memberi jalan agar mobil dengan
suara tuing-tuing itu dapat melenggang.
Saya kira,
sopir Sumber Kencono akan bahagia bekerja sebagai sebagai sopir
ambulans. Jika selama ini mereka harus menghadapi keruwetan di jalanan dan
harus menyelinap di sela-sela sumpeknya kendaaraan, kini mereka tak perlu
lagi demikian karena semua orang sudah menyingkir tanpa perlu dipaksa (baca:
ditabrakin satu per satu).
Ya, menjadi
sopir ambulans adalah job specification yang tepat untuk mereka para sopir
Sumber Kencono.
Sopir Pemadam Kebakaran
Pemadam
kebakaran dibutuhkan untuk segera memadamkan api saat terjadi musibah
kebakaran (ya iyalah!). Ngomong-ngomong, pabrik milik keluarga Rio
Haryanto, yaitu pabrik Buku Kiki, PT Solo Murni, juga pernah mengalami musibah
ini, lho.
Nah, untuk menghadapi situasi
seperti itu, hal pertama yang harus dipastikan adalah: mobil pemadam harus
lekas tiba di lokasi. Bagaimana hal ini bisa terjadi tentu dibutuhkan seorang
sopir yang tangkas. Sopir Sumber Kencono jelas sangat masuk untuk kriteria ini,
mengingat semasa menjadi KPI mereka tidak diukur dari jumlah setoran, tetapi
dari kecepapatan sampai ke tujuan.
Kini produser
film Fast and Furious tidak perlu gusar lagi dalam mencari pengganti
almarhum Paul Walker. Cukup dengan mengadakan audisi sopir-sopir bus
Sumber Kencono, pilih tampang dan aktingnya yang terbaik di antara mereka,
setelah itu lalu kirim ke Pare, Kediri, untuk kursus Bahasa Inggris.
Percayalah, jika hal ini dilakukan, Fast and Furious pasti
akan kembali merajai box office.
Jika tidak
memenuhi syarat sebagai seorang aktor utama, sopir Sumber Kencono toh masih
bisa dipekerjakan sebagai pemain figuran. Jangankan syuting yang penuh setting-an,
dalam kondisi real saja kemampuan mengemudi mereka
bahkan jauh lebih beringas ketimbang Dominic Toretto. Bukan tidak mungkin
sopir Sumber Kencono bisa menjadi Jackie Chan-nya genre film balapan.
Sopir Perjalanan Wisata Religi
Di balik
citra ugal-ugalan seorang sopir Sumber Kencono, sesungguhnya ada sebuah
nilai religi yang bisa kita ambil. Lho kok bisa?
Ya jelas
bisa, karena, ketika para wisatawan tahu mobil yang mereka tumpangi disopiri
oleh mantan sopir Sumber Kencono, mereka dengan serentak akan
segera melafalkan doa-doa keselamatan dan berserah diri dengan total
kepada Tuhan. Jika menurut Anda ini lebay, silakan coba sendiri sensasi
religi tersebut dengan melakukan perjalanan menaiki Sumber
Kencono.
Kalau berani
sih…
Menjadi Pembalap Betulan
Menggantikan Rio Haryanto
Dengan segala
ketangkasan dan nyali besar yang dimiliki setiap sopir Sumber Kencono, rasanya
tak berlebihan jika mereka didaulat menggantikan Rio. Soal dana 100
milyar itu pun juga tak lagi dibutuhkan. Sebab buat apa tim mewah jika dengan
sumber daya seadanya saja sopir Sumber Kencono dapat menempuh jarak 325
kilometer hanya dalam waktu 6 jam?
Nb: Tulisan ini pertama kali dimuat di mojok.cp