Saya membayangkan bahwa di hari ulang
tahun saya tahun ini, akan ada seseorang yang rela meluangkan waktunya untuk
membuat kejutan kecil untuk saya. Ada yang membangunkan saya di pagi buta. Dengan
membawakan kue ulang tahun dengan jumlah lilin yang berjumlah sesuai dengan usia
saya, kemudian berteriak “Surpriseeee!”
Namun segala angan itu langsung
hancur lembur begitu saya menyadari bahwa diri saya masih sendiri. Dan saya
yakin hal itu hanya sebatas angan, yang tidak akan pernah terjadi. Tidak
mungkin juga saya pergi ke Indomart atau alfamart untuk mendapatkan ucapan
selamat ulang tahun, karena hanya ucapan selamat datang yang akan saya
dapatkan.
Sebagai seorang yang masih sendiri, (dan
agar nampak kekinian, saya akan menyebut kesendirian saya dengan sebutan jomblo)
tentu bukan hal mudah menghadapi tuntutan zaman yang semakin tidak ramah lagi
bagi kaum jomblo. Ketika berjalan seorang diri dikira manusia yang egois, dan
giliran berjalan bersama teman lelaki, malah dikira homo. Di saat seperti
itulah, saya merasa menyendiri dan menikmati kesunyian adalah jalan terbaik bagi
seorang jomblo seperti saya ini.
Beruntunglah saya masih memiliki
teman-teman yang baik. Meski mereka bisa dibilang adalah teman-teman yang “kampret”. Bagi mereka, hari
ulang tahun kawan adalah hari dimana kami semua bisa makan-makan gratisan. Tapi,
sekampret-kampretnya mereka, mereka selalu ada di kala saya sedang susah.
Beruntunglah bagi kalian yang memiliki teman-teman yang kampret seperti kawan-kawan
saya.
Sebagai seorang jomblo bukan berarti
saya tidak punya hak untuk merayakan hari lahir saya. Karena merayakan hari
ulang tahun, adalah hak setiap manusia yang hidup di dunia. Dan jomblo juga
manusia yang hidup di dunia. Jadi hak kita sama!
Saya berbagi kebahagiaan dengan
membawa kue atau brownis amanda untuk bisa dinikmati teman-teman kantor, serta
mentraktir makan untuk rekan kerja yang kebetulan makan siang bareng saya.
Saya adalah orang selalu berusaha
bersikap adil terhadap diri saya sendiri. Saya tidak hanya menuntut diri saya
untuk mencapai apa yang sudah saya tentukan, kemudian lalai memberikan reward kepada diri saya sendiri. Karena,
terkadang saya akan menghadiahi diri saya sendiri untuk segala pencapaian saya.
Termasuk ketika saya bisa menyelesaikan skripsi, saya langsung menghadiahi diri
saya dengan menonton film secara marathon seharian penuh di kamar kos. Dengan
ditemani segala macam cemilan serta minuman berbagai macam soda, saya pelototin
layar laptop untuk menonton film-film yang baru saja saya copy dari warnet
dekat kampus kentingan.
Terkadang, ketika berhasil
menyesaikan suatu project, entah pekerjaan kantor ataupun project pribadi. Saya
langsung menghadiahi diri saya dengan mampir ke warung tahu kupat langganan
saya, kemudian memesan dua porsi sekaligus makanan kesukaan saya itu. Selain
itu, terkadang juga saya menghadiahi diri dengan sesuatu yang murah meriah.
Yaitu dengan tidur yang cukup, baik secara kuantitas maupun berkualitas,
seperti sengaja tidur “ngebo” di kala libur. Karena saya sadar, tak ada sesuatu
yang lebih mengasyikan selain bisa tidur pulas tanpa beban pekerjaan.
Dikira berpura-pura menjadi orang yang bahagia dalam kesendirian itu
tidak melelahkan po?
Di hari ulang tahun saya ini. Saya berencana
membuat perayaan kecil untuk hari ulang tahun saya sendiri. Saya membuat
makanan untuk saya sendiri, yaitu dengan membuat indomie goreng sendiri sesuai
selera saya. Dan tentu dengan prinsip murah meriah.
Saya merayakannya dengan membuat
indomie goreng jumbo dengan menambahkan telor, diberi irisan cabai, potongan-potongan
sosis yang saya beli di warung kelontong, yaitu sosis yang yang “tinggal lhep itu” karena harganya yang
murah meriah. Serta 30 biji bakso syang bisa dibeli di tukang sayur keliling,
seharga 6rb rupiah.
Karena merayakan ulangtahun tidak
harus mewah, jadi yang murah meriah saja lah.
Selamat ulang tahun, saya